Kamis 25 Jan 2018 17:19 WIB

Harga Beras di Lampung Bertahan Tinggi di Atas HET

Operasi pasar belum bisa turunkan harga beras di pasar.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Budi Raharjo
Pedagang beras (ilustrasi)
Foto: Republika/Farah Noersativa
Pedagang beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Harga beras berbagai jenis dan kualitas di pasar tradisional Kota Bandar Lampung dan daerah lainnya di Provinsi Lampung masih bertahan tinggi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Operasi Pasar (OP) beras murah jenis medium belum berpengaruh menurunkan harga beras di pasar.

Pemantauan Republika Pasar Induk Tamin dan Pasar Pasir Gintung, Kamis (25/1), penjual beras berbagai jenis dan kualitas belum bisa menurunkan harga beras yang terus bergerak naik sejak akhir 2017 hingga akhir Januari 2018. Belum adanya panen dan sulitnya mencari gabah petani menyebabkan harga beras terus bertahan tinggi.

Harga beras kualitas asalan bertahan tinggi Rp 10.000 per kg yang biasanya dijual Rp 8.500 hingga Rp 9.500 per kg, beras kualitas medium naik dari Rp 10.500 menjadi Rp 11.500. Sedangkan beras kualitas premium justru terus bergerak naik hingga melebihi HET yang ditentukan pemerintah Rp 12 ribu per kg.

Harga beras premium bertahan tinggi dengan kisaran Rp 12.500 hingga Rp 13 ribu per kg. ''Sekarang ini belum ada ceritanya beras akan turun, yang ada juga naik terus,'' kata Asnan, penjual beras di Pasar Induk Tamin, Kamis (25/1).

Ia mengatakan setiap mengorder beras kemasan dari sentra produksi beras di Pringsewu, Kabupaten Pringsewu dan Talangpadang, Kabupaten Tanggamus, harga beras selalu berubah terus bergerak naik. Sepekan ia memasok beras bisa tiga kali, karena tingginya permintaan.

''Kalau stok beras masih banyak dan cukup, tetapi stok gabah di tingkat petani yang berkurang, sehingga penggilingan kesulitan mencari gabah harga pun menjadi naik,'' katanya.

Menurut Iwan, penjual beras di Pasar Pasir Gintung, kenaikan harga beras dipicu dengan harga gabah yang naik di tingkat petani dan belum memasuki musim panen. Pada Februari dan Maret mendatang, ia memprediksi harga beras bisa kembali normal, karena petani mulai panen dan puncaknya panen raya pada Maret.

Harga beras yang bertahan tinggi juga terjadi di Lampung Barat dan Lampung Selatan. Di dua kabupaten tersebut meski sudah digelar OP beras murah jenis medium beberapa kali, harga tidak juga turun atau norma. Harga beras masih mahal walaupun sudah ada operasi pasar. Sebab sudah operasi pasar murah, harga tidak berubah jadi murah, kata Kahar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement