REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Garda Metal FSPMI, sempat ricuh saat melakkukan aksi di depan Gedung Sate, Bandung. Buruh yang mulai menggelar aksi di depan Gedung Sate sekitar pukul 13.00 WIB tersebut, bentrok dan saling dorong dengan aparat kepolisian. Gesekan fisik itu berlangsung setelah pengumuman bahwa Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan tak bisa menemui mereka.
Namun, sebelumnya, perwakilan pengunjuk rasa mengadakan pertemuan dengan wakil Pemprov. Tapi, semua buruh yang menggelar aksi untuk menuntut upah sektoral tersebut bersikukuh ingin bertemu dengan Gubernur Jabar yang saat ini sedang melakukan kunjungan kerja ke Australia. Ratusan massa yang marah pun, sempat mendorong gerbang Gedung Sate sehingga gerbang yang awalnya terkunci menjadi jebol.
Menurut masa aksi Garda Metal FSPMI Bekasi, Rosyid, pemerintah harus segera menetapkan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) 2018 karena nominal yang ditetapkan lebih tinggi dari Peraturan Pemerintah (PP) 78/2015 tentang Pengupahan. "UMSK Januari 2018, gaji sektoral akhir Januari 2018 harus sudah ditetapkan. Nilainya di atas PP 78," kata Rosyid.
Rosyid berharap, Senin nanti pemerintah dalam hal ini Gubernur Aher, segera menerima semua buruh. Sehingga, aspirasi buruh, bisa tersampaikan langsung.
Aksi sendiri, berakhir ricuh karena selama bertahun-tahun mengadakan aksi buruh, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan belum pernah bersedia membuka pintu bagi kaum buruh. "Enggak tahu apa alasannya, kita tiap ke sini enggak pernah ketemu Aher," kata Rosyid seraya berharap pemerintah mengakomodir aspirasi dengan menetapkan UMSK 2018 di akhir Januari ini.