REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo meminta pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana tetap kritis. Ia menilai Jaya Suprana adalah seorang yang humanis, yang memberikan kritik dan sarannya tanpa kepentingan tetapi berdasarkan hati nurani.
"Saya harap seorang Jaya Suprana terus melakukan kritik yang baik untuk kepentingan rakyat," kata Mendes usai menghadiri perayaan ulang tahun ke-69 Jaya Suprana di Jakarta, Sabtu (27/1).
Dalam kesempatan tersebut, Jaya Suprana juga diluncurkan buku Jaya Suprana berjudul "Naskah-naskah Kemanusiaan" yang berisi kumpulan tulisan sepanjang 2016. Jaya Suprana juga mengkritik, di desa yang walaupun tidak ada penggusuran, seperti di kota, masih menjadi banyak ditemukan kemiskinan dan masyarakat desa melakukan urbanisasi.
"Ini memang masukan yang bagus karena realitanya memang seperti itu. Banyak masyarakat miskin di kota yang berasal dari desa. Itu memang tujuan dari pembangunan desa, yakni menekan angka kemiskinan di desa dan mencegah urbanisasi," papar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Sementara itu, Jaya Suprana mengatakan bahwa buku yang diluncurkan tersebut berisi mengenai peristiwa kemanusiaan yang terjadi sepanjang 2016. "Terutama penggusuran terhadap rakyat. Tidak ada kompromi untuk itu karena tidak manusiawi dan melanggar hak asasi manusia (HAM)," kata Jaya.
Setiap hari, dia menulis mengenai peristiwa kemanusiaan yang terjadi. Jaya bahkan menyampaikan hal itu kepada Presiden RI Joko Widodo. Jaya mengatakan bahwa Presiden juga tidak senang dengan peristiwa yang menodai kemanusiaan itu.
"Sebenarnya peristiwa yang menodai kemanusiaan itu tidak banyak terjadi di Tanah Air, tetapi kita jangan bicara angka karena tidak ada toleransi untuk tindakan yang menodai kemanusiaan," katanya.