REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pihak berwenang mengatakan, pada Senin (29/1) penyerang menargetkan sebuah pangkalan militer di ibu kota Afghanistan, Kabul.
Serangan tersebut terjadi hanya dua hari setelah 100 orang lebih tewas karena sebuah ambulans yang berisi bahan peledak meledak di ibu kota. Serangan tersebut diklaim oleh kelompok Taliban.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Dawlat Waziri, serangan yang baru terjadi hari ini dimulai dengan ledakan di pintu masuk pangkalan militer di dekat Akademi Militer Marshall Fahim. Dari lima tersangka penyerang, tiga terbunuh.
Mensesneg: Presiden Jokowi Bersikeras ke Afghanistan
Tidak jelas berapa banyak korban terluka, tapi informasi awal dilaporkan CNN, menunjukkan setidaknya dua orang tentara tewas dan 10 lainnya terluka. The Marshall Fahim National Defense University berada satu kompleks dengan dua fasilitas militer lainnya, termasuk markas NATO yang menjadi tuan rumah untuk instruktur di akademi tersebut. Kompleks militer yang berada di distrik polisi kelima Kabul, ini juga menjadi lokasi pengeboman bunuh diri pada Oktober tahun lalu.
#BREAKING On going attack on Marshal Fahim military academy in #Kabul in a day that #Indonesian president will arrive in few hours. A sad and hard day is started! #Taliban #terrorism #Pakistan
— Massoud Hossaini (@Massoud151) January 29, 2018
Sementara itu, pewarta foto Afghanistan mengatakan serangan itu terjadi beberapa jam sebelum Presiden RI Joko Widodo tiba di Kabul. "#BREAKING Sedang terjadi serangan di akademi militer Marshall Fahim di #Kabul di hari Presiden #Indonesia akan tiba dalam beberapa jam. Sebuah hari yang sulit dan menyedihkan dimulai! #Taliban," katanya yang dia tuliskan di Twitter.