Kamis 01 Feb 2018 06:12 WIB

'Kapolri Harus Belajar dari Sejarah'

Kapolri harus arief berpendapat dan berargumen apalagi di hadapan publik.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Komisi III DPR RI Daeng Muhammad
Foto: DPR RI
Komisi III DPR RI Daeng Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Daeng Muhammah menilai Kapolri Jenderal Tito Karnavian seharusnya bisa bersikap arif saat menyampaikan pendapatnya, terutama di depan publik. Menurut dia, jangan sampai pernyataannya justru menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Hal ini disampaikan Daeng menyusul beredar video ucapan Kapolri yang akan merangkul ormas Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di semua lini. Ucapan Tito menjadi polemik karena menyebut organisasi lain hanya merontokkan negara.

Meskipun video tersebut telah diklarifikasi oleh pihak Kapolri bahwa ada yang dipotong, Daeng menilai, Kapolri harus arief dalam berpendapat dan berargumen apalagi di hadapan publik. "Ini seperti politik belah bambu buat saya, perilaku seperti ini tidak boleh dilakukan oleh orang sekelas Kapolri," ujar Daeng di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (31/1).

Menurutnya, pernyataan Kapolri tersebut menunjukkan seolah-olah hanya dua organisasi yang berjasa terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Padahal banyak organisasi lain yang juga perannya tak kalah besar dari kedua organisasi tersebut.

"Tapi banyak ormas lain juga waktu itu, dan Kapolri harus belajar dari sejarah bukan hanya dua ormas itu, ada ormas yang lain. Janganlah ormas umat Islam dipecah-pecah oleh pola seperti ini," ungkap Politisi PAN tersebut.

Namun demikian, terkait video tersebut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan, video yang menimbulkan polemik itu telah mengalami penyuntingan. Ia menyebut video tersebut telah dipotong.

"Bahwa video itu rekaman tahun 2017 tanggal 8 Februari di pondok pesantren KH Ma'ruf Amin dan itu sudah dipotong-potong, jadi kalimat tidak utuh," kata Iqbal di kediaman Kapolri, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).

Iqbal mengatakan, video tidak utuh itu pun berpotensi menyampaikan pesan yang tidak utuh juga. Sehingga akhirnya menimbulkan interpretasi masing-masing. "Bahkan beberapa pihak dalam tanda petik menyalahkan Pak Kapolri," ujarnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement