REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak anggota Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai ancaman yang ingin memecah belah persatuan serta kerukunan bangsa.
"Mari kita bersama-sama menjaga NKRI karena cita-cita negara tidak hanya untuk besok, tapi untuk selamanya dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur," kata Ganjar saat menjadi pembina Apel GP Ansor dan Banser se-Kabupaten Cilacap dalam rangka Hari Lahir Ke-92 Nahdlatul Ulama di Alun-alun Majenang, Kamis (1/2).
Ganjar yang mengenakan sarung lurik kuning dipadu dengan atasan jas hitam itu juga meminta anggota GP Ansor dan Banser merapatkan barisan serta bergotong royong dengan seluruh elemen masyarakat untuk mengawal Indonesia dari berbagai ancaman Ancaman terhadap keutuhan NKRI itu antara lain, ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
"Jika ada yang mengancam keutuhan NKRI, ideologi-ideologi yang tidak sama dengan konstitusi, maka Banser terdepan untuk menghadapinya," ujarnya di hadapan ratusan anggota GP Ansor dan Banser.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: status
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 4249
Politikus PDI Perjuangan itu mengungkapkan, gangguan terhadap keutuhan NKRI selalu ada, apalagi pada era globalisasi karena semua tanpa batas yang jelas. Termasuk nilai-nilai di masyarakat, baik bidang sosial, politik, budaya maupun lainnya.
"Cara menjaga agar jadi jelas adalah, apakah itu sesuai dengan ideologi dan dasar negara Indonesia," katanya.
Menurut Ganjar, jika ada perbedaan pandangan atau menyelesaikan suatu permasalahan, maka semua harus berembuk serta bermusyawarah untuk mufakat. Karena itu merupakan kepribadian asli Indonesia, bukan justru berkelahi, saling menghujat, memfitnah, dan menyebarkan berita bohong atau hoaks.
"Saya mewakili masyarakat Jawa Tengah, mengucapkan terima kasih kepada Ansor dan Banser yang merupakan 'sedulur' tua karena dua organisasi ini lahir sebelum Indonesia merdeka, dan lebih tua dari partai politik yang ada sekarang," ujarnya.