Kamis 01 Feb 2018 21:10 WIB

BPBD Mendata Dampak Angin Kencang di Lima Kecamatan Ende

Umumnya rumah mengalami rusak di bagian atap.

Seorang warga berada di depan rumah yang mengalami kerusakan pada bagian atap akibat diterjang angin puting beliung di Desa Matang Sijuek Timu, Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara, Aceh, Ahad (26/2).
Foto: Antara/Rahmad
Seorang warga berada di depan rumah yang mengalami kerusakan pada bagian atap akibat diterjang angin puting beliung di Desa Matang Sijuek Timu, Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara, Aceh, Ahad (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Penangulangan Bencana Daerah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur melakukan pendataan rumah warga dan fasilitas umum yang rusak akibat terjangan angin puting beliung, Ahad (28/1) hingga Senin (29/1). Angin kencang itu melanda lima kecamatan.

"Berdasarkan laporan yang masuk ke BPBD Ende disebutkan ada lima kecamatan, namun untuk memastikan jumlah kerusakan di beberapa daerah itu kita sedang melakukan pendataan di lima kecamatan yang dilanda bencana alam angin puting beliung," kata Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende, Albertus Yani, yang dikonfirmasi dari Kupang, Kamis (1/2).

Ia mengatakan petugas BPBD Ende harus melakukan upaya "jemput bola" dengan melakukan pendataan langsung ke kecamatan yang dilanda bencana alam angin puting beliung agar datanya akurat. "Kita ingin data kerusakan yang akurat termasuk korban bencana sehingga data yang dilaporkan kepada pemerintah pusat harus akurat sesuai fakta di lapangan," katanya.

Ia mengatakan puting beliung melanda Desa Rindiwawo, Kecamatan Wolowaru, Ahad (28/1) hingga Senin (29/1) menyebabkan 26 rumah warga setempat mengalami kerusakan.

"Pada umumnya rumah yang rusak terjadi pada bagian atap. Kita sudah turunkan tim untuk melihat kondisi di lapangan sehingga memudahkan kita dalam mendistribusikan bantuan bagi para korban bencana alam di daerah itu," katanya.

Albert juga menjelaskan dampak gerhana bulan total, Rabu (31/1) malam berupa gelombang setingi tiga meter di Pelabuhan Ipi Ende.

Hal itu menyebabkan para awak di empat kapal yang sedang berlabuh di Dermaga Ipi, Ende, harus melego jangkar sejauh 200 meter dari dermaga guna menghindari terjadinya benturan dengan dermaga.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement