REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menyebutkan, terduga pelaku penembakan yang menewaskan kader Partai Gerindra Fernando Wowor masih belum juga diperiksa. Pasalnya, terduga pelaku, Briptu AR tersebut masih belum bisa bicara.
Menurut Setyo, ketika ditanya, Briptu AR yang merupakan personel Brimob masih belum bisa menjawab. "Ya kalau belum bisa bicara, tidak bisa masak mau ngomong, tidak bisa mau diperiksa," kata Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (2/2).
Kendati demikian, diakui, Setyo, Briptu AR tersebut sudah sadar meski masih mengalami luka-luka. Sementara itu, menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal mengatakan, terdapat luka di kepala Briptu AR.
"Bahwa terduga pelaku, yaiu oknum Brimob sampai saat ini belum bisa bicara. Diduga ada diagnosis dokter di kepala karena ada lena pukulannya sangat keras dan bukan hanya satu orang yang pukul," kata Iqbal.
Insiden penembakan diduga terjadi saat Briptu AR terlibat dalam keributan dengan seorang kader Partai Gerindra Fernando Wowor dan sejumlah rekannya di sebuah cafe di Bogor sekira pukul 02.00 WIB, Sabtu (20/1). Penembakan terjadi saat keributan tersebut terjadi. Fernando pun tewas dalam kejadian tersebut.
Sementara, Briptu AR juga masih menjalani perawatan intensif dari tim medis Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta karena diduga Ia juga sempat dikeroyok dal kejadian tersebut. Ia mengalami luka di bagian muka serta satu jari tangan bagian kirinya. Kepolisian pun masih mendalami baik pengeroyokan maupun insiden penembakan tersebut.