REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno akhirnya menyerahkan pembangunan Stadion BMW ke pihak swasta. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan menggunakan skema kemitraan antara pemerintah dan badan usaha.
"Kita sudah putuskan, Pak (Chairman Persija Gede Widiade), bahwa ini adalah kemitraan," kata Sandiaga di Jakarta, Jumat (2/2).
Dengan skema ini, Pemprov DKI hanya akan menyediakan lahan untuk Stadion. Pembangunan akan diserahkan sepenuhnya kepada pihak swasta yang ingin bermitra. Saat ini Pemprov DKI sedang menyiapkan gambaran umum proyek (business case) untuk ditawarkan ke swasta. Ia berharap proses ini akan selesai pada kuartal kedua 2018. Begitu proses ini selesai, penawaran (bidding) akan segera dilakukan.
Kendati business case masih disusun, Sandiaga mengklaim sudah ada tujuh perusahaan menawarkan diri untuk menjadi investor. "Per hari ini sudah kita hitung sekitar tujuh calon investor yang sudah datang mengungkapkan intensinya," ujarnya.
Sandiaga memproyeksikan bahwa kemitraan ini akan menjadi kerja sama jangka panjang. Pihak swasta tak hanya akan membangun stadion tersebut, tapi juga mengelola, memelihara, dan mengoptimalisasikan aset yang dibangun.
Menurut Sandiaga, keputusan ini diambil karena anggaran yang tersedia pada APBD DKI sangat terbatas. Dana yang ada akan dialokasikan untuk pendidikan, kesehatan, dan membuka lapangan kerja.
Saat ini, Pemprov DKI juga dibebani dengan dua dua aset baru yang terkait proyek Asian Games 2018, yaitu Velodrome dan Equestrian. "Bapak, kalau dijumlahkan, saya perlu sekitar Rp 30-40 miliar per tahun untuk perawatannya di Velodrome. Dan kita tidak mampu, Pak," kata Sandiaga.