Senin 05 Feb 2018 14:29 WIB

Sekolah Kreatif Rumah Zakat Ciptakan Pemuda Wirausaha

Rumah Zakat berkolaborasi dengan Creator School.

Rep: kiki sakinah/ Red: Dwi Murdaningsih
 Rumah zakat mengadakan program Sekolah Kreatif, yang dilakukan dengan berkolaborasi dengan Creator School.
Foto: rumah zakat
Rumah zakat mengadakan program Sekolah Kreatif, yang dilakukan dengan berkolaborasi dengan Creator School.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Zakat mendorong terciptanya pemuda wirausaha. Rumah zakat mengadakan program Sekolah Kreatif, yang dilakukan dengan berkolaborasi dengan Creator School. Program tersebut diikuti oleh 20 pemuda dari berbagai daerah.

Herri Hermawan, Chief Operational Officer Rumah Zakat, mengatakan sekolah Kreatif Rumah Zakat adalah program pengembangan sumber daya manusia di desa yang dibantu oleh Creator School untuk menghasilkan para pengusaha.

photo
Rumah zakat mengadakan program Sekolah Kreatif, yang dilakukan dengan berkolaborasi dengan Creator School.

Program Sekolah Kreatif sangat bagus, dan ini juga menjadi pilot project untuk membangun entrepreneur muda di desa. Pemaparan presentasi produk anak-anak sudah bagus, bila dibina lebih lama, maka mereka akan menjadi bibit pengusaha muda yang mampu mengembangkan desa mereka masing-masing," kata Herry, dalam keterangan rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (5/2).

Melalui program tersebut, Rumah Zakat dan Creator School memberikan pembinaan berupa pelatihan dan praktek kewirausahaan. Sementara itu, Kepala Sekolah Creator School Yuswohady mengatakan ia percaya bangsa Indonesia besar bukan karena kemajuan kotanya. Melainkan, karena kemajuan desanya.

"Bersama Rumah Zakat, saya merintis program ini yang bertujuan untuk membentuk karakter entrepreneur di desa, bahwa mereka pun mampu bersaing dan bisa sukses dalam berbisnis," kata Yuswohady.

Para peserta yang mengikuti program tersebut berasal dari Banjaran, Subang, Garut, dan Pangandaran. Mereka mendapatkan pembinaan selama tiga bulan di Sekolah Kreatif Rumah Zakat, tepatnya di Jalan Turangga No.33, Kota Bandung. Setelah mendapatkan beberapa kali pelatihan, para peserta kemudian mempresentasikan produknya masing-masing. Mayoritas dari mereka membuat produk kuliner yang menjadi ciri khas dan keunikan daerahnya masing-masing.

Produk yang dipresentasikan diantaranya, YoKrim (olahan es krim dan yoghurt), Manggobang (olahan minuman dari buah mangga dan nanas), Teh Kasingsat, Renbo Sugar dan Saung Pepes. Dalam proses penilaiannya, juri melihat dari berbagai aspek, diantaranya desain, kemasan, inovasi produk, keuangan, dan pemasaran.

Adapun juri yang menilai produk para peserta, yaitu Herri, Yuswohady (yang juga penulis buku middle class muslim), Ahmad Faisal (Ketua Komunitas TDA Jawa barat), dan Eggy Anwari (desainer grafis).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement