Senin 05 Feb 2018 17:09 WIB

Survei Cyrus: Dua Paslon Bersaing Ketat di Pilkada Jabar

Berdasarkan survei Cyrus, Paslon RK-Uu bersaing ketat dengan Demiz-Dedi Mulyadi.

Managing Director Cyrus Network Research and Consulting Eko Dafid Afianto (kiri)
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Managing Director Cyrus Network Research and Consulting Eko Dafid Afianto (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga penelitian Cyrus Network menyatakan elektabilitas dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat yakni Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi saat ini bersaing sangat ketat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Cyrus Network, elektabilitas kedua pasangan calon tersebut hanya terpaut lima persen suara saat ini.

"Dari empat calon yang mendaftar di KPU Jawa Barat, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi bersaing sangat ketat untuk mendapatkan dukungan tertinggi. Selisih dukungan elektoral kedua pasangan ini hanya terpaut sekitar lima persen saja," jelas Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto dalam pemaparan hasil survei di Jakarta, Senin (2/5).

Eko mengatakan, survei dilakukan Cyrus Network selama 16-22 Januari 2018, terhadap 1.000 responden di Jawa Barat. Dari hasil survei menunjukkan Ridwan-Uu mendapatkan 45,9 persen suara dan Deddy-Dedi mendapatkan angka elektablitas 40,9 persen suara. Sementara itu, dua pasangan lainnya yakni Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanudin-Anton masing-masing mendapatkan dukungan sebesar lima persen dan 2,5 persen.

Eko menjelaskan, hasil temuan survei memperlihatkan bahwa Uu Ruzhanul Ulum belum memberi nilai tambah elektoral yang signifikan terhadap Ridwan Kamil. Sebab dalam berbagai survei selama ini angka elektabilitas Ridwan Kamil sendiri sudah di atas 40 persen.

Sedangkan pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi dinilai mampu saling memberi nilai tambah yang signifikan sehingga ketika keduanya berpasangan mereka mampu mengejar elektabilitas Ridwan Kamil. Sementara dua pasangan lainnya yakni Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanudin-Anton meski dalam survei memiliki elektabilitas lebih rendah tetapi kedua pasangan ini dapat menggebrak jika mesin partai pengusung mereka yakni Gerindra dan PDIP bergerak.

Eko memperkirakan Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanudin-Anton berpeluang mencapai angka elektabilitas dua digit meskipun akan sangat sulit melampaui dua pasangan teratas.

"Karena total suara hanya 100 persen maka penambahan angka kedua pasangan terbawah ini hanya akan 'menggerogoti' suara pasangan Ridwan-Uu dan Deddy-Dedi," ujar Eko.

Eko mengingatkan, pasangan Ridwan-Uu serta Deddy-Dedi memiliki tantangan untuk menjaga perolehan suaranya agar tidak diambil alih pasangan Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanudin-Anton.

Eko mengatakan baik Ridwan-Uu maupun Deddy-Dedi sejauh ini tampak saling berbagi basis wilayah di empat wilayah pembangunan dan wilayah kultural di Jawa Barat.

Ridwan-Uu unggul tipis (48 persen berbanding 43 persen) di Wilayah Pembangunan I yang meliputi Bogor Raya, Sukabumi, Cianjur dan Depok. Ridwan-Uu juga unggul secara telak (61 persen berbanding 27 persen) di Wilayah Pembangunan IV yang meliputi Bandung Raya, Tasik, Garut, Ciamis dan Pangandaran.

Sementara itu Deddy-Dedi unggul jauh di Wilayah Pembangunan II yang meliputi Bekasi Raya, Purwakarta, Karawang, dan Subang (57 persen berbanding 25 persen). Deddy-Dedi juga unggul cukup telak di Wilayah Pembangunan III yang meliputi Cirebon Raya, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (44 persen berbanding 37 persen).

Lebih jauh jika dilihat dari latar belakang pemilih, basis pemilih Ridwan-Uu tercatat muncul dari kalangan wiraswasta, karyawan swasta, dan pemilih dengan pendidikan SMA ke atas, serta terkoneksi dengan media sosial.

Di lain pihak, basis keunggulan Deddy-Dedi adalah di kalangan ibu rumah tangga, petani, pemilih dengan pendidikan SMP ke bawah, dan mayoritas belum terkoneksi dengan media sosial.

Jika dilihat secara fakta, pengguna media sosial di Jawa Barat, tercatat naik hingga 1,5 kali lipat dalam dua tahun terakhir, dari 25 pesen pengguna di November 2015, menjadi 41 persen di Januari 2018.

"Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bagi dua pasang calon yang bersaing sengit secara demografis pemilih. Basis keunggulan ini bisa dimaksimalkan dengan 'perang darat', kampanye langsung ke masyarakat, tanpa melupakan faktor media sosial yang juga jadi sangat penting pada Pilkada kali ini," kata Eko.

Survei ini dilakukan 16-22 Januari 2018 dengan mengambil sampel 1.000 responden dengan teknik pengambilan sampel Multistage Random Sampling. Tingkat keyakinan survei ini adalah 95 persen dengan Margin of Error 3,1 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement