REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan pertemuan dengan Paus Fransiskus pada Senin (5/2). Pertemuan ini diadakan di tengah kekhawatiran tentang serangan militer Turki di Suriah.
Pihak berwenang Italia telah mengeluarkan larangan dilakukannya demonstrasi sekecil apapun di sekitar Vatikan. Erdogan tengah melakukan perjalanan ke negara itu sebagai bagian dari upaya menuntut keanggotaan penuh Uni Eropa.
Dalam sebuah wawancara sebelum mendarat di Ibu Kota Roma, Erdogan mengatakan bahwa negaranya adalah kunci keberhasilan menghentikan arus imigran ke Eropa. Ia juga meminta agar pasukan militer negara itu dapat membuat zona penyangga aman antara Turki dan Suriah, negara yang berbatasan langsung dan dilanda konflik.
Sebelumnya, Turki menuai protes atas laporan kelompok hak asasi manusia bahwa penjaga perbatasan negara itu telah menembak sejumlah pengungsi Suriah. Tembakan diarahkan kepada mereka yang berusaha menyeberang masuk negara itu.
Sejumlah klaim lainnya juga menyebutkan bahwa Turki telah menyiksa para pencari suaka. Otoritas negara itu juga menolak menyediakan perawatan medis kepada para pengungsi dan mengembalikan mereka ke Suriah.
Meski demikian, Pemerintah Turki membantah laporan tersebut. Seorang pejabat senior di negara itu mengatakan bahwa negaranya telah menampung setidaknya 3,5 juta pengungsi sejak konflik Suriah berlangsung pada 2011, dilansir dari Sky News.