Selasa 06 Feb 2018 09:06 WIB

Erdogan Bertemu Paus di Tengah Bentrokan di Vatikan

Erdogan melakukan lawatan pertama presiden Turki ke Vatikan dalam 59 tahun.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Paus Francis di Vatikan, Senin (5/2).
Foto: Alessandro Di Meo/Pool photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Paus Francis di Vatikan, Senin (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan lawatan pertama presiden Turki ke Vatikan dalam 59 tahun pada Senin (5/2). Ia membahas status Yerusalem dengan Paus Francis.

Sementara itu bentrokan terjadi antara polisi dan para pengunjuk rasa di dekat Vatikan. Polisi yang melakukan penjagaan ketat di pusat kota terkait dengan lawatan Presiden Erdogan mengatakan dua orang ditahan setelah para pengunjuk rasa berusaha menerobos penjagaan yang dekat dengan Vatikan.

Paus berkunjung ke Turki pada 2014. Dalam lawatan balasannya Erdogan berbicara secara pribadi dengan Francis selama sekitar 50 menit di Istana Kepausan Vatikan yang sebagian besar ia gunakan untuk acara-acara seremonial. Sebuah pernyataan Vatikan menyebutkan pembicaraan tersebut mencakup status Yerusalem, hal-hal terkait perlunya memajukan perdamaian dan stabilitas di kawasan (Timur Tengah) melalui dialog dan negosiasi, dengan penghormatan pada hak-hak asasi manusia dan hukum internasional.

Baik Erdogan maupun Paus Francis bertolak belakang dengan keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pada akhir pertemuan tersebut, Paus memberikan sebuah medali perunggu kepada Erdogan. Medali itu dibuat seniman Italia Guido Verol, sebagai simbol sebuah dunia yang didasarkan perdamaian dan keadilan.

photo
Demonstran pro-Kurdi berunjuk rasa di Vatikan, Roma saat kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Senin (5/2). (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Rombongan Erdogan memasuki S. Peter's Square yang telah ditutup. Jalan-jalan di kawasan itu biasanya disesaki wisatawan.

Beberapa blok dari kawasan itu atau dekat Castel Sant'Angelo sekitar 150 orang termasuk orang-orang suku Kurdi dan pendukungnya berunjuk rasa. Aksi itu menjadi kerusuhan ketika polisi antihuru-hara bentrok dengan para demonstran yang berusaha menerobos penjagaan. Sedikitnya seorang pengunjuk rasa luka-luka, kata seorang saksi mata.

Sebanyak 3.500 personel kepolisian dan pasukan keamanan bertugas di Roma dan pihak berwenang menyatakan sebuah kawasan tak diperbolehkan digunakan aksi-aksi unjuk rasa tak berizin termasuk Vatikan, hotel tempat Erdogan menginap dan istana-istana Italia tempat ia bertemu dengan presiden dan perdana menteri.

Erdogan dan Paus berbicara melalui telepon pada Desember setelah Trump membuat pengumumannya mengenai Yerusalem dan sepakat tiap perubahan atas status quo kota tersebut sebaiknya dihindarkan. Vatikan mendukung solusi dua negara atas konflik Palestina-Israel, dengan kedua pihak menyetujui status Yerusalem sebagai bagian dari proses perdamaian.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement