Selasa 06 Feb 2018 06:11 WIB

Polisi Bekuk Pengedar Obat-obatan Terlarang Sasar Pelajar

Polisi menyita 808 butir obat terlarang jenis "trihexyphenidyl"

Garis polisi.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Garis polisi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Kepolisian Resor Temanggung, Jawa Tengah, berhasil menyita sebanyak 808 butir obat terlarang. Obat-obatan tersebut disita dari seorang tersangka bernama Septian Nugroho (27) warga Kertosari, Kabupaten Temanggung.

Wakapolres Temanggung, Kompol Prawoko, mengatakan, ratusan butir obat terlarang tersebut masuk dalam jenis obat "trihexyphenidyl" atau pil warna putih dengan logo dobel L.

Selain ratusan butir obat terlarang, juga disita sebuah telepon seluler, uang tunai Rp 200 ribu, dan sebuah sepeda motor dari tangan tersangka pengedar obat terlarang tersebut.

"Ratusan obat terlarang itu sudah dikemas dalam bentuk paket. Satu paket isi 10 butir obat terlarang dan delapan boks isi 10 bungkus plastik klip. Tersangka ini cukup lihai, tersangka menyasar pelajar dan kaum muda," katanya.

Menurut dia, barang sitaan ini ditemukan saat petugas melakukan penggerebekan rumah kontrakan milik tersangka. Saat itu obat-obatan terlarang ini disembunyikan di bawah lemari pakaian tersangka.

"Tersangka tidak bisa berkutik, saat petugas kami menemukan sejumlah barang bukti. Barang bukti ini menguatkan jika tersangka ini merupakan pengedar obat-obatan terlarang di Temanggung," katanya.

Ia menuturkan keberhasilan pengungkapan kasus ini berkat informasi masyarakat yang merasa curiga dengan aktivitas di rumah kontrakan tersangka. Berdasarkan informasi tersebut kemudian petugas melakukan penyelidikan.

Tersangka dijerat Pasal 196, jo pasal 98 ayat 2 dan 3, subsider jo Pasal 108 Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman penjara paling lama 10 tahun dan denda Rp1 miliar.

Dari sekian banyak pelanggannya, 20 persennya adalah pelajar. Mereka rela menebus satu paket obat yang dijual tersangka dengan harga Rp 30 ribu.

"Kalau mau membeli biasanya mereka sms dan langsung bertemu di lokasi yang ditentukan, kadang di sekolahan kadang di tempat lain," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement