REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 11.450 jiwa terdampak banjir yang menerjang Jakarta, Senin (5/2) kemarin. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir akibat luapan sungai di bantaran Sungai Ciliwung di wilayah DKI Jakarta masih berlangsung hingga saat ini.
Tinggi muka air di Katulampa hingga mencapai 240 centimeter atau level Siaga I pada Senin pagi hingga siang hari, telah menyebabkan banjir di bagian hilir di Jakarta sejak kemarin sore hingga saat ini. "Berdasarkan laporan BPBD DKI Jakarta menyebabkan 7.228 KK atau 11.450 jiwa terdampak banjir pada Selasa (6/2) siang," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (6/2).
Ia menerangkan banjir meliputi 141 RT dan 49 RW di 20 kelurahan pada 12 kecamatan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Akibatnya ribuan rumah terendam banjir. Kemudian sebanyak 6.532 jiwa mengungsi yang tersebar di 31 titik pengungsian di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. "Meskipun ribuan rumah terendam banjir, banyak masyarakat yang tidak bersedia mengungsi," ujarnya.
Mereka tetap berada di rumahnya. Perabotan rumah tangga mereka telah dipindahkan ke lantai atas di rumahnya.
Sutopo menerangkan di wilayah Jakarta Timur, sebanyak 2.632 jiwa pengungsi berada di 24 titik pengungsian yaitu di Kecamatan Jatinegara sebanyak 1.057 jiwa (14 titik) dan Kecamatan Kramatjati sebanyaj 1.575 jiwa (10 titik). Sedangkan di Jakarta Selatan terdapat 3.900 jiwa di 7 titik, Kecamatan Pancoran 3.200 jiwa (4 titik), dan di Kecamatan Tebet 700 jiwa (3 titik).
Sutopo menerangkan hingga Selasa (6/2) pukul 12.00 WIB, tinggi muka air di Katulampa dan Depok posisi normal (siaga 4) sedangkan di Manggarai siaga 3. Kondisi banjir relatif cepat surut karena debit dari bagian hulu menurun dan tidak ada hujan lokal yang berintensitas tinggi.
Selain itu, normalisasi Sungai Ciliwung yang dilakukan sebelumnya juga telah menyebabkan debit sungai menjadi lebih lancar mengalir. Aparat Pemda DKI Jakarta telah siaga di lapangan untuk mengantisipasi banjir. Pemprov DKI menyiagakan 450 unit pompa mobile dan stationer. "BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan banjir di Jakarta," ujarnya.
Petugas dari Pemda DKI Jakarta bersama LSM dan organisasi masyarakat berada di lokasi dan membantu melakukan upaya penanggulangan bencana banjir. Sebanyak 31 titik pos pengungsi telah dibuka oleh BNPB, BPBD, dan masyarakat di fasilitas umum seperti masjid, aula, kantor kelurahan, kantor kecamatan, RPTRA, fasilitas pendidikan, dan lainnya yang telah dihuni dan siap menerima warga yang akan mengungsi.
Ia mengimbau masyarakat terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir, longsor,dan puting beliung. Ini karena Februari ada puncak musim hujan di wilayah Jawa. "Ancaman banjir, longsor, dan puting beliung akan makin meningkat," katanya.