REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi adanya Pasar Induk Beras (PIB) baru selain Cipinang disambut baik Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Hal tersebut dapat menghindari Pasar Induk Beras Cipinang sebagai satu-satunya tempat perputaran komoditas beras.
Selain Cipinang, wilayah sentra beras lainnya dinilai bisa menjadi lokasi pasar induk beras selanjutnya. "Bisa di sentra-sentra, di Jatim, Jateng," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Rabu (7/2).
Pasar induk beras baru tersebut juga bisa digunakan sebagai barometer harga beras nasional. Hingga saat ini, harga beras belum mengalami penurunan signifikan. Hal ini diakui Enggar karena hukum permintaan dan penawaran masih belum menemui titik imbang.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahya Widianti mengaku belum ada pembicaraan lebih lanjut terkait potensi pasar induk beras baru. "Memang saya dengar tapi belum pernah dibahas," ujarnya.
Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengusulkan adanya pasar induk beras baru di tiap provinsi sentra beras. Sebab, Pasar Induk Beras Cipinang dinilai tidak efektif dijadikan barometer harga beras nasional mengingat potensi permainan oleh oknum tertentu.
Tjahya mengatakan, pihaknya akan meminta bantuan Badan Pengkajian untuk mempelajari urgensi pasar induk beras tersebut. Hal itu termasuk melakukan kajian dalam menentukan lokasi pasar induk beras baru.