REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan mengatakan,perlu dibentuknya Tim Pencari Fakta terhadap kasus penyerangan yang menimpa tokoh agama. Hal tersebut disampaikan oleh Amirsyah, menyusul penyerangan Gereja Santa Lidwina Sleman oleh orang tak dikenal di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarga (DIY), Ahad (11/2).
"Perlu dibetuk Tim Pencari Fakta atas kasus tersebut karena kasus tersebut sudah menimpa semua tokoh agama," kata Amirsyah yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) tersebutkepada Republika, Jakarta, Ahad (11/2).
Amirsyah mengatakan, tidak hanya mengutuk perbuatan tersebut, namun, kasus tersebut perlu diusut dengan tuntas. Namun, katanya, untuk mengusut tuntas kasus tersebut, pihak kepolisian harus melibatkan para ahli. Sehingga pihak kepolisian dapat memperoleh informasi yang akurat, transparan, dan akuntabel mengenai siapa aktor intelektual yang berada di balik kasus tersebut.
"Jadi saya gak percaya pelakunya Orang Gila Gaya Baru (OGGB), mesti ada aktornya yang harus diungkap.Sikap mengutuk pelaku merupakan sikap yang tegas, jelas dengan harapan agar tak terulang kasus yang sama," tambahnya.
Dimana, kasus penyerangan terhadap tokoh agama, lanjut Amirsyah bukan pertama kali terjadi. "Menurut hemat saya bahwa kasus semacam ini juga seperti halnya pada ustaz di Bandung yang merupakan perbuatan biadab yang tidak saja dikutuk, akan tetapi harus diusut tuntas," katanya.
Namun, yang perlu menjadi catatan, lanjutnya, dalam mengungkap kasus penganiayaan khususnya terhadap tokoh agama, selama ini tidak pernah tuntas. "Kita tak punya wewenang untuk itu (mengungkap kasus penganiayaan terhadap tokoh agama). Kita hanya bisa mengusulkan agar para ahli yang independen diajak mengungkap fakta," katanya.
Walaupun begitu, kata Amirsyah, dengan terungkapnya fakta pun, belum tentu masalah tersebut akan dapat terselesaikan. "Sebab, masih ada pertanyaan besar yang menjadi pekerjaan rumah di Republik ini," kata Amirsyah.
"Yang menjadi PR kita yaitu penegakan hukum secara adil bagi semua pihak, sehingga tak lagi ada sikap tuding menuding. Semoga negeri ini aman, damai untuk keselamatan hidup di dunia dan menuju akhirat," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, serangan orang tidal dikenal terjadi di Gereja Danta Lidwina Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (11/2). Emoat orang jamaat dan satu oetugad kepolisian menjadi korban atas tindakan pelaku yanh membawa pedang tersebut. Sampai saat ini, pihak kepolisian belum mengetahui motif penyerangan gereja tersebut.