Senin 12 Feb 2018 16:51 WIB

Polres Sukabumi Bentuk Satgas Penjaga Umat

Satgas dibentuk untuk menangani kasus yang terkait isu agama dan ulama.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi aparat kepolisian
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ilustrasi aparat kepolisian

REPUBLIKA.CO.ID, PALU  -- SUKABUMI -- Polres Sukabumi Kota membentuk satuan tugas (satgas) polisi penjaga umat Senin (12/2). Langkah ini dilakukan untuk menangani isu penganiayaan ulama yang berkembang akhir-akhir ini.

Pembentukan satgas tersebut dilakukan bersamaan dengan pemberian sandang pangan yayasan Welas Asih di Sukabumi yang merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dalam kegiatan tersebut hadir sejumlah tokoh ulama di Kota Sukabumi.

"Satgas dibentuk untuk bisa meredam atau menangani terhadap kasus yang akan menjadi isu-isu terhadap ulama dan agama," ujar Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan di Mapolres Sukabumi Kota. Keberadaan satgas ini lanjut dia tidak hanya melakukan penegakan hukum akan tetapi mengedepankan counter opini.

Selain itu kata Susatyo, untuk menyadarkan masyarakat supaya cerdas dan bijak ketika membaca berita di media sosial. Harapannya, kata dia, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di masyarakat.

Menurut Susatyo, polisi juga mengajak semua elemen masyarakat untuk lebih peduli dengan ODGJ yang isunya menjadi bermacam-macam. Oleh karena itu kata dia polisi bersama sejumlah elemen masyarakat dan tokoh ulama memberikan bantuan kepada yayasan yang peduli pada penanngaan ODGJ.

Rencananya sambung Susatyo, polisi bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Kesehatan, dan rumah sakit akan menjaring ODGJ untuk dilakukan rehabilitasi.  Hal ini sebagai upaya memperlakukan secara manusiawi orang yang sakit jiwa.

Pimpinan Ponpes Al-Islamiyyah Sukabumi Faturrahman mengatakan, kalangan ulama dan pesantren memberikan apresiasi terhadap pembentukan satgas polisi penjaga umat. "Tidak hanya umat Islam melainkan semua agama tapi yang paling utama untuk menjaga ulama," kata dia.

Faturrahman menambahkan, isu yang berkembang di medsos atau media surat kabar perlu diwaspadai. Jangan sampai lanjut dia warga terprovokasi atau cepat tanggap dengan persoalan yang tengah berkembang saat ini.

Prinsipnya ungkap Faturrahman, umat Islam berharap satgas maupun kapolsek dan babinkamtibmas ini dapat secara rutin ke masyarakat. Kegiatan ini sebagai bentuk silaturahmi dan koordinasi antara ulama dengan pemerintah.

"Kaitan persoalan ODGJ harus waspada, tapi jangan berlebihan," imbuh Faturrahman.

 

Faturrahman menuturkan, santri di pesantrennya juga pernah bertemu dengan ODGJ di pinggir jalan dan masuk ke dalam pesantren dengan membuka baju. Keberadaan ODGJ ini lanjut dia langsung dilaporkan ke polisi untuk mendapatkan penangangan lebih lanjut oleh tim medis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement