Senin 19 Feb 2018 11:55 WIB

Sungai Citarum Lama di Rancamanyar Dipenuhi Sampah

Dulu sungai Citarum lama bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Siswa Sekolah Dasar tengah berjalan kaki di jembatan Citarum lama, Senin (19/2). Kondisi sungai Citarum lama yang tidak aktif dipenuhi dengan sampah dan air limbah pabrik.
Foto: Republika/ M Fauzi Ridwan
Siswa Sekolah Dasar tengah berjalan kaki di jembatan Citarum lama, Senin (19/2). Kondisi sungai Citarum lama yang tidak aktif dipenuhi dengan sampah dan air limbah pabrik.

REPUBLIKA.CO.ID, RANCAMANYAR -- Sungai Citarum lama yang berada di Kampung Bojong Sayang, RT 01 RW 04, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung penuh dengan sampah plastik dan air limbah. Kondisi tersebut sudah berlangsung lama sejak aliran sungai itu tidak digunakan sebagai bagian dari aliran Sungai Citarum.

Pantauan Republika.co.id, sepanjang aliran sungai Citarum lama dipenuhi oleh sampah yang menumpuk. Selain itu, air yang mengalir di sungai tersebut berasal dari air limbah pabrik di sekitar sungai. Tidak digunakannya sungai tersebut membuat banyak warga yang mendirikan bangunan di bantaran sungai.

Ibu Dede (50) warga setempat mengungkapkan jika dulu sungai Citarum lama bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Maka, sejak hadirnya pabrik sekitar tahun 1990an kondisi sungai menjadi kotor. Kemudian ketika, pada 1995 tidak lagi difungsikan, sampah plastik dari pabrik menumpuk di area sungai.

"Ini mah air (di sungai Citarum lama) limbah, sampah juga dari pabrik plastik dari saluran limbah," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Kampung Bojong Sayang, Senin (19/2).

Ia menuturkan, akibat kondisi sungai yang kotor berdampak kepada kondisi lingkungan yang tidak sehat seperti bau menyengat dan nyamuk. Namun, sejauh ini katanya tidak ada yang sampai harus dirawat akibat dari kondisi sungai yang tercemar dan kotor.

Menurutnya, Desember 2017 kemarin sempat sungai Citarum lama dikeruk dan dibersihkan. Kemudian dibangun penahan tanah disamping sungai menggunakan bambu agar tidak longsor. Namun, hingga saat ini para pekerja yang membuat bambu tersebut dan merupakan warga setempat belum dibayar sama sekali oleh pelaksana proyek.

Dirinya menambahkan, selain itu warga di Kampung Cilebak sempat meminta ganti rugi atas tanah yang terkena pengerukan dari beko yang digunakan pemerintah. Sehingga sempat aktivitas pengerukan tidak berjalan. "2017 sempat dikeruk sampah katanya mau dibikin bendungan," ungkapnya.

Sementara itu, Ustardi (35) menuturkan sungai Citarum lama sepanjang 3 KM dari Kampung Tambakan menuju Cupu ini didominasi oleh sampah dan air limbah. Katanya, banyak juga warga yang membuang sampah ke sungai karena tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement