REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kepolisian Israel, Selasa (20/2), menyebut tiga rekanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai tersangka korupsi. Kasus tersebut melibatkan Bezeq, perusahaan telekomunikasi terbesar Israel.
Langkah kepolisian itu menjadi kericuhan politik terkini yang melingkari Netanyahu. Netanyahu sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam dua perkara terpisah menyangkut penyogokan.
Netanyahu membantah melakukan kesalahan dan menyatakan tuduhan terhadapnya adalah bagian dari serangan media beraliran kiri dengan tujuan menundukkannya. Ketiga sosok yang ditetapkan sebagai tersangka dalam "kasus 4.000" itu adalah pemilik perusahaan Bezeq Shaul Elovitch, mantan juru bicara Netanyahu Nir Hefetz dan Shlomo Filber yang pernah menjabat sebagai direktur pada Kementerian Komunikasi di bawah Netanyahu.
Kepolisian dan Badan Sekuritas Israel (ISA) mengatakan mereka sudah ditahan. Selain itu, kepolisian juga menahan istri Elovitch, Iris dan putranya, Or serta pemimpin perusahaan Bezeq, Stella Handler. Pengacara Handler mengatakan kliennya bekerja sama dengan para penyidik dan membantah tuduhan-tuduhan yang dikenakan terhadapnya.
Penahanan orang-orang tersebut diumumkan pada Ahad namun identitas mereka baru diungkapkan pada Selasa. Elovitch, yang menjalankan kendali melalui Bezeq dan laman berita Walla, beserta Filber dan Hefetz dituduh terlibat dalam kesepakatan memberi Netanyahu dan istrinya Sara, pemberitaan yang menguntungkan di Walla. Hal itu sebagai imbalan atas dukungan terhadap regulasi bernilai ratusan juta dolar untuk Bezeq.
Pada Ahad dan Senin, beberapa mantan editor senior Walla bersaksi kepada kepolisian mereka mendapat tekanan untuk menerbitkan artikel-artikel yang menguntungkan menyangkut Netanyahu dan istrinya, menurut media setempat. Para mantan editor itu juga ditekan untuk tidak menerbitkan artikel negatif dan foto-foto yang tidak menarik.
Netanyahu pada saat ini tidak menjadi tersangka dalam kasus tersebut, menurut kepolisian, namun media lokal melaporkan secara luas ia dijadwalkan akan diperiksa dalam beberapa hari mendatang.
Perkembangan terbaru itu muncul kurang dari satu pekan setelah kepolisian mengatakan mereka memiliki bukti cukup untuk mendakwa Netanyahu melakukan korupsi. Menurut kepolisian, Netanyahu dan keuarganya menerima berbagai pemberian, termasuk perhiasan, cerutu dan sampanye senilai sekitar satu juta shekel (Rp 3,8 miliar) dari pengusaha Israel yang juga konglomerat Hollywood Milchan dan dari pengusaha Australia James Packer.
Sogokan itu, yang disebut kepolisian sebagai "kasus 1.000" diterima antara 2007 dan 2016. Sebagai imbalan atas pemberian tersebut, Netanyahu diduga membantu Milchan melindungi investasinya di media Israel, termasuk Channel 10 TV.
Dalam perkara lain, yang disebut "perkara 2.000", Netanyahu diduga menerima sogokan dari Arnon Mozes, penerbit Yedioth Aharonoth yang merupakan salah satu surat kabar terbesar Israel sebagai imbalan atas pemberitaan positif di Yediot Aharonot.