Rabu 21 Feb 2018 17:07 WIB

Operasional Tol Pandaan-Malang akan Dipercepat

Semula, operasional Tol Pandaan-Malang ditarget bisa selesai akhir 2018.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nur Aini
Lahan pembangunan tol Malang-Pandaan (Mapan)
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Lahan pembangunan tol Malang-Pandaan (Mapan)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Target operasional Tol Pandaan-Malang akan dipercepat. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menargetkan tol tersebut bisa beroperasi pada September 2018.

"Insya Allah bisa dioperasikan semua ruas September 2018 walau rencana awal kami bisa selesai akhir tahun ini. Tapi pemkot berharap dapat dipercepat," kata Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Malang, Wahid Wahyudi di Malang, Rabu (22/2).

Wahid tak menampik, pembangunan tol sepanjang 38,48 kilometer masih menemui beberapa kendala. Salah satu di antaranya terkait pembebasan lahan yang sampai saat ini masih dipersoalkan. Padahal, dia mengatakan, masalah pembebasan lahan ini sangat mempengaruhi cepat atau tidaknya pembangunan tol.

Menurut Wahid, lahan pembangunan tol di wilayah Malang seluas 15 hektare. Dari 15 hektare lahan di Kota Malang, 13,5 hektare di antaranya sudah berhasil dibebaskan. Sementara, sisanya masih dalam tahap pembebasan yang ditargetkan selesai pada Maret mendatang. "Lahan yang belum bebas tersebut itu lahan kosong dan lahan milik Pemkot Malang," kata dia.

Selain itu, saat ini terdapat 51 bidang tanah milik warga Madyopuro yang masih dalam tahap konsinyasi. Pengadilan Negeri Kota Malang pun telah berjanji untuk menyelesaikannya sampai akhir Maret mendatang. Jika masalah ini selesai, dia yakin, pembangunan konstruksi akan selesai sekitar lima bulan. "Jadi ketika pembebasan lahan sudah selesai, maka pembangunan bisa langsung dilakukan," kata dia.

Menurut Wahid, waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses pembangunan tol Mapan normalnya lima bulan. Namun, Pemkot Malang mendesak agar proses pembangunan berjalan lebih cepat. Hal ini karena pembangunannya dapat dimulai dari berbagai sisi dan tidak harus dari titik nol kilometer.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement