REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sekitar 30 ragam kesenian dari berbagai wilayah ditampilkan dalam Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG) di Lapang SOR Ciateul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/2). Ragam kesenian itu berasal dari berbagai penjuru wilayah Garut dan tamu undangan dari wilayah sekitar Garut dan Provinsi lain.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB, usai menunggu rombongan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang menggunakan andong dari Lapang Kerkof menuju lokasi pentas. Sepanjang perjalanan, rombongan Menpar mendapat sambutan antusias masyarakat. Mereka berbaris di pinggir jalan sembari menyoraki rombongan Menpar.
Kesenian pertama yang tampil ialah tarian sapta pesona Indonesia yang diikuti sekitar 200 penari. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok dan menampilkan tarian berbeda-beda. Selanjutnya, giliran tampil seni angklung seah, seni topeng badawang.
Berbagai macam tarian memeriahkan Gebyar Pesona Budaya Garut.
Semua seni tersebut baru mengundang tepuk tangan dan sorak sorai penonton. Kemudian tampil komunitas adat Kampung Dukuh yang membuat penonton terpukau. Para penampil menunjukan kemampuan kebal dari hantaman benda tumpul atau tikaman benda tajam. Bahkan salah satu penampil berunjuk kemampuan kebal dari ledakan puluhan petasan yang melekat di tubuh.
Terpantau, hampir seribu orang hadir dalam kegiatan GPBG tersebut. Mereka hadir untuk menyaksikan kesenian dari berbagai daerah. Salah satunya warga Taragong Kidul, Dinda Febri. Ia sengaja datang untuk melihat penampilan tarian.
"Saya ini penari juga, jadi ingin lihat penari yang tampil seperti apa sih, ya, mungkin bisa jadi referensi kalau nanti saya tampil juga," katanya pada Republika.co.id.
Sementara itu, warga Garut Kota, Hakim Efendi mengaku datang karena penasaran dengan beragam kesenian yang dihadirkan. Walau pun cuaca hari ini terbilang panas, tak mengendurkan niatnya untuk datang.
"Memang sih sempat panas jadi ke sini juga hareudang pisan (panas banget), tapi ya penasaran aja sih, habisnya kegiatan ini kan setahun sekali, nonton saja deh. Yang paling bikin kaget, ya, tadi itu yang kebal ditebas golok," ujarnya.
Senada dengan Hakim, Ratna juga menilai ketimbang penampil lain, komunitas adat Kampung Dukuh menjadi yang paling membuat jantungnya berdegup kencang. Sebab, ia khawatir penampil justru terluka.
"Kaget euy itu dia kebal digores pakai golok badannya, tadinya ngira bakal kenapa-kenapa," ucapnya.