Jumat 23 Feb 2018 12:58 WIB

Tol Air Rampung, Jalan Pagarsih Tetap Kena Banjir

Padahal di kawasan tersebut baru dirampungkan proyek tol atau basement air.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga bergotong-royong membersihkan lumpur sisa banjir  (ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah warga bergotong-royong membersihkan lumpur sisa banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan deras yang terjadi Kota Bandung dan sekitarnya pada Kamis (22/3) malam kemarin membuat sejumlah wilayah terendam banjir. Salah satunya Jalan Pagarsih, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astananyar. Padahal di kawasan tersebut baru dirampungkan proyek tol atau basement air.

Berdasarkan pantauan di lokasi, di Jalan Pagarsih masih tampak sisa banjir seperti sampah dan lumpur hitam.Tampak sejumlah sampah dan lumpur di sisi jalan yang sedang membersihkan sisa genangan air yang telah surut tersebut.

Seorang warga, Tatang (35) mengatakan banjir di Jalan Pagarsih masih terulang, meskipum telah ada tol air. Ia pun mempertanyakan fungsi dari tol air yang dibangun untuk menangani banjir Cileuncang atau banjir karena genangan air yang tidak terserap di wilayah tersebut. "Boro-boro menuntaskan banjir. Tadi malam saja masih banjir di sini," kata Tatang.

Warga lainnya, Ujang (65) juga mengatakan hujan yang turun tadi malam memang cukup besar. Sehingga membuat air di Sungai Citepus meluap ke Jalan Pagarsih.

Ia menuturkan hujan dengan deras mengakibatkan banjir dengan ketinggian 50 hingga 70 cm atau sepaha orang dewasa. Menurut Ujang, air mulai meluap sekitar pukul 18.30 WIB. Akibatnya Jalan Pagarsih sempat tak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. Air kemudian baru surut sekitar pukul 22.00 WIB. "Jam 10 malam air surut, kendaraan juga baru bisa lewat setelah air surut," ujarnya.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meresmikan tol air Pagarsih, Jalan Pagarsih, 13 Februari lalu. Proyek ini merupakan salah satu upaya penanganan banjir yang kerap melanda kawasan tersebut. Basement air di Pagarsih ini dibangun sepanjang 220 meter dengan dimensi 5 x 3,5 meter. Normalisasi ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 11 miliar.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement