REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nomor ganda putri pemusatan latihan nasional Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) tidak memprioritaskan prestasi di Piala Uber 2018. Ajang tahunan ini akan digelar di Thailand pada 20-27 Mei mendatang.
"Untuk ganda putri sendiri, Piala Uber 2018 bukan prioritas, untuk tahun ini yang utama adalah Asian Games dan turnamen-turnamen perorangan," kata kepala pelatih ganda putri Eng Hian saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (23/2).
Tidak dijadikannya Piala Uber sebagai prioritas, kata Eng Hian, karena dirinya hanya mengirimkan pemain ke turnamen yang sekiranya bisa memberikan prestasi tertinggi sebagai juara.
Dan dalam Piala Uber 2018 sendiri, Eng Hian menilai peluang tim Indonesia tidak begitu besar untuk menjadi juara walau dirinya menegaskan tak meragukan kekuatan pemain-pemain sektor putri terlebih setelah raihan di Kejuaraan Asia Beregu 2018 di Malaysia lalu di mana Indonesia terhenti di semifinal.
"Kita lihat kekuatan tim uber kita, kalau jadi juara sangat kecil kemungkinannya, bukan saya under estimate kekuatan kita. Seperti di Kejuaraan Beregu Asia, kalau boleh dibilang seharusnya kita berhasil, tapi ya maksimal kita segitu kita masih di bawah tim elit Asia seperti Jepang, Cina, Korea Selatan, bahkan India sekalipun," ujar dia.
Karena itu, berdasarkan pengamatannya itu, Eng Hian menilai ada sisi baiknya juga untuk menurunkan pemain yang lebih muda ke Piala Uber 2018, yang bisa sekaligus memberikan pengalaman berkompetisi, sementara pemain senior terus digojlok di turnamen-turnamen perorangan.
"Kalau memungkinkan saya beri pengalaman turnamen ke pemain yang lebih muda, saya akan lakukan, tapi kembali lagi tergantung pada PBSI. Karena tahu sendiri, di Indonesia kalau tidak juara artinya gagal, ekspektasinya terlalu tinggi, padahal kita harus melihat kapasitas pasukan kita karena untuk mendapatkan gelar juara tahun ini belum lah, lebih baik siapkan untuk generasi berikutnya," ucap dia.
Untuk pemain utama sendiri, Eng Hian menargetkan capaian yang berbeda-beda bagi setiap pasangan, misalnya untuk pasangan yang kini jadi pilar utama ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, yang menurutnya dengan kapasitas mereka saat ini, berpeluang mendapatkan gelar sebanyak-banyaknya dengan prioritas prestasi di All England, Indonesia Open, Kejuaraan Dunia.
"Sementara pasangan yang lainnya, tetap diarahkan berprestasi ke arah sana. Namun untuk saat ini, say masih mencari bentuk pasangan yang memiliki kualitas lebih dari sekarang agar gap kapasitasnya mengecil baik dengan Greysia/Apriyani, maupun dengan target yang saya canangkan, untuk menjadi pemain juara," tutur Eng Hian.