Jumat 23 Feb 2018 22:26 WIB

1.628 Warga Bojonegoro Mengungsi Akibat Banjir

Banjir luapan Bengawan Solo mulai masuk ke pemukiman, Jumat (23/2)

Banjir (ilustrasi).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Banjir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Sebanyak 1.628 warga di sejumlah desa di Kecamatan Kalitidu dan Kota, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mengungsi di sejumlah lokasi pengungsian akibat banjir luapan Bengawan Solo mulai masuk ke pemukiman, Jumat (23/2).

Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menyebutkan pengungsi banjir luapan Bengawan Solo, yang ada di gedung serbaguna milik pemerintah kabupaten (pemkab) di Kelurahan Ledokkulon, sebanyak 269 warga.

"Ada 54 warga pengungsi yang menderita sakit gatal-gatal, pegal linu, mual-mual dan masuk angin. Tetapi mereka memperoleh perawatan di pengungsian tidak harus dirujuk ke rumah sakit," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo menjelaskan.

Sesuai laporan yang diterima, kata dia, warga terdampak luapan Bengawan Solo, sebanyak 1.249 kepala keluarga (KK) di 60 desa yang tersebar di 11 kecamatan, antara lain, Kecamatan Kalitidu, Kota, Trucuk, Kanor, juga kecamatan lainnya.

"Warga terbanyak yang mengungsi di sejumlah desa di Kecamatan Kalitidu. Warga mengungsi di sejumlah lokasi," ucapnya.

Selain merendam ribuan rumah, banjir luapan air Sungai Bengawan Solo juga menggenangi ribuan hektare lahan pertanian, mulai tanaman padi, palawija, belimbing dan jambu di Kecamatan Kalitidu.

"Taksir kerugian sementara mencapai Rp460.000.000," kata dia menjelaskan.

BPBD, lanjut dia, sudah mengerahkan puluhan personel untuk melakukan penutupan "doorlats" atau pintu lintas rumah penduduk yang dibuat dengan menjebol tanggul agar air Bengawan Solo tidak masuk ke wilayah perkotaan.

Bupati Bojonegoro Suyoto meminta warga di daerah bantaran Bengawan Solo tetap waspada, sebab ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) mencapai 15,06 meter (siaga III-merah), pukul 22.00 WIB.

Sesuai data ketinggian air Bengawan Solo di TBS stabil selama empat jam terakhir, sedangkan ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu, berangsur-angsur surut. "Warga yang belum terdampak segera melakukan persiapan menghadapi genangan air di dalam rumah," ucap dia menambahkan.

Ia juga meminta warga yang berada di pengungsian tetap tenang, karena tim medis sudah bersiap memberikan pelayanan termasuk bantuan logistik makanan juga sudah dipersiapkan. "BPBD sudah menyiapkan kebutuhan sembako lebih dari cukup untuk kebutuhan pengungsi," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono menambahkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement