REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat lebih waspada dengan cuaca saat ini. Khususnya, warga yang tinggal di sekitar kawasan lereng gunung dan bantaran sungai harus lebih waspada akan terjadinya tanah longsor dan banjir bandang.
Dwi menuturkan, potensi bencana akibat cuaca ekstrem sudah pasti ada. Longsor dan banjir bandang bisa saja terjadi baik saat ketika hujan itu berlangsung atau bahkan pascahujan.
Salah satu contoh kejadian adalah di Brebes di mana saat kejadian longsor yang menimpa warga sebenarnya tidak ada hujan. "Banjir bandang pun ada tanda-tandanya, sungai tiba-tiba menjadi keruh padahal tidak ada hujan," kata Dwi dalam konferensi pers di kantornya, Sabtu (24/2) malam.
Dwi menuurkan, tanah longsor maupun banjir bandang sebenarnya bisa diprediksi dari awal. Misalnya, kondisi tanah yang kemungkinan bisa longsor terlihat dari kontruksinya. Ketika ada retakan di sekitar lereng atau adanya bagian tanah yang mulai menggembung, bisa jadi kondisi tersebut memungkinkan adanya longsor dalam waktu dekat.
Pun demikian dengan banjir bandang bisa dilhat dengan meninjau kondisi sungai. Ketika sungai yang awalnya tidak keruh kemudian berubah menjadi keruh padahal tidak ada hujan di sekitar sungai, bisa jadi itu merupakan tanda akan adanya banjir bandang.
"Kalau ada tanda-tanda ini sebaiknya masyarakat bisa waspada dan menghindari zona yang menunjukan tanda tadi. Minimal mereka bisa menjauh dari sekitar lereng dan sungai," ujar Dwi.
Dari data yang dihimpun BMKG, dalam beberapa hari ke depan masih ada daerah yang mendapat curah hujan sedang dan lebat. Mulai 25-26 Februari 2018 ini curah hujan di beberapa wilayah bisa mencapai 50 mm/hari.
Daerah yang mendapatkan peringatan dini cuaca ekstrem diperkirakan mulai 25-26, hujan lebat adakan terjadi di provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Riau, Kepalauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Jaw Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua.
Angin kencang diprediksi akan terjadi di daerah Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Tengah, dan Papua. Sementara hujan badai diperkirakan menimpa Jambi, Jabodetabek, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, serta Papua.
Dwi menyampaikan, khusus wilayah Jawa Timur mulai hari ini hingga besok diperkirakan yang akan mengalami curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat adalah hulu Sungai Bengawan Solo, Kediri, Malang, hulu Sungai Berantas, Lumajang, Bondowoso, puncak dan lereng gunung raung dan Banyuwangi.
Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan
Selain adanya kemungkinan longsoor dan banjir di berbagai wilayah, BMKG pun memprediksi pada tujuh hari ke depan, mulai 25 Februari hingga 2 Maret ada potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang menunjukkan daerah tersebut sangat rawan terbakar dalam empat hari ke depan.
"Sebagian kecil ada di daerah Sumatra Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Yimur, dan Kalimantan Barat," ujar Dwi.
Potensi ini akan berkurang setelah empat hari. Selain daerah-daerah ini, ada juga kemungkinan kebakaran di sekitar Jawa, Sulawesi dan Papua. Selain itu ada daerah yang berpotensi kebakaran hutan ringan seperti sebagian kecil di Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Papua.