REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan Kementerian PU Perumahan Rakyat dan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) membangun Kebun Raya Mangrove pertama di dunia di pesisir pantai Gunung Anyar Surabaya mulai 2018. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan luasan lahan yang dipakai Kebun Raya Mangrove (KRM) tersebut mencapai lebih dari 100 hektare, sedangkan untuk pengerjaannya akan dilakukan secara bertahap.
"Saat ini, sedang dilakukan pembebasan lahan untuk luasan KRM," katanya di Surabaya, Ahad (25/2).
Menurut dia, saat ini Pemerintah Kota Surabaya memiliki aset berupa lahan yang siap dipakai untuk KRM sekitar 30 hektare. "Tahun ini pihaknya telah membebaskan lahan untuk KRM sekitar 30 hektare. Tahun depan, kami bebaskan 30 hektare. Jadi, kalau nanti bisa ngumpul bisa lebih dari 100 hektare," katanya.
Risma mengatakan proses pembentukan KRM nanti akan dibantu dengan pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kawasan ini, lanjut Risma, akan lebih intensif, selain menjadi kawasan observasi juga menjadi pusat pengkajian dan penelitian.
"Kenapa butuh LIPI, karena nanti dihitung umurnya (Mangrove) berapa, kayak gitu semua dengan teori," katanya.
Selain itu, lanjut dia, di kawasan KRM ini nanti akan dibangun jembatan bambu yang melintas di atas bozem (waduk). Jembatan ini akan menghubungkan antara Kebun Raya Mangrove dengan Mangrove Information Center (MIC) Wonorejo.
Risma mengatakan pengembangan wilayah mangrove ini dipastikan menjadi KRM yang pertama di dunia. Wilayah Surabaya banyak berada di wilayah pesisir pantai yang harus mendapatkan perlindungan dari abrasi dan banjir rob dengan hutan mangrove.