REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan Kementerian PUPR dan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) berencana membangun Kebun Raya Mangrove (KRM) pertama di dunia. Kebun raya itu, rencananya berada pada lahan di sekitaran pesisir pantai Gunung Anyar Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, proyek yang akan membanggakan bagi warga Surabaya ini ditargetkan akan mulai berjalan tahun ini. Luasan KRM nantinya akan mencapai lebih dari 100 hektare, sedangkan untuk pengerjaannya akan dilakukan secara bertahap.
Risma mengatakan, saat ini prosesnya baru sampai pada pembebasan lahan. "Tahun ini kita bebaskan 30 hektare, nanti gandeng sama tanah kita yang 30 hektare. Tahun depan, kita bebaskan 30 hektar. Jadi, kalau nanti bisa ngumpul bisa lebih dari 100 hektar," kata Risma di Surabaya, Jumat (23/2).
Risma mengungkapkan, proses pembentukan KRM nantinya akan dibantu oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kawasan tersebut diyakini Risma akan lebih intensif, karena selain menjadi kawasan observasi juga bisa menjadi pusat pengkajian dan penelitian. "Kenapa butuh LIPI, karena nanti dihitung umurnya (Mangrove) berapa, kayak gitu semua dengan teori," ujar Risma.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu juga menjelaskan, di kawasan KRM tersebut nantinya akan dibangun jembatan bambu yang melintas di atas bozem (waduk). Jembatan ini akan menghubungkan antara Kebun Raya Mangrove dengan Mangrove Information Center (MIC) Wonorejo.
"Pengembangan wilayah mangrove ini dipastikan menjadi KRM yang pertama di dunia. wilayah Surabaya banyak berada di wilayah pesisir pantai yang harus mendapatkan perlindungan dari abrasi dan banjir rob dengan hutan mangrove," kata Risma.
Wakil Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) Alexander Sonny Kerraf mengatakan, saat ini luasan lahan yang sudah dimiliki oleh Pemkot Surabaya sekitar 60 hektar. "Kita akan mulai membangun dan mengembangkan masterplane nya. Selanjutnya, kami akan mulai membangun 60 hektare," ujarnya.
Rencananya, kata dia, KRM ini selain menjadi kawasan konservasi berbagai spesies mangrove, juga menjadi wahana rekreasi yang green untuk warga Surabaya. Selain, desainnya ramah secara lingkungan juga akan ramah secara sosial.
"Nanti juga akan dilengkapi dengan jogging track, kanal-kanal sampan, dan dilengkapi dengan rekreasi untuk anak-anak," kata Sonny.
Sonny menambahkan, KRM ini nantinya juha akan menjadi kawasan konservasi dan tempat penelitian, pendidikan, dan wisata. "Mudah-mudahan juga bisa memberi kesempatan warga di sekitar untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari kunjungan masyarakat," ujar Sonny.