Senin 26 Feb 2018 13:43 WIB

Banjir di Tiga Wilayah Kabupaten Bandung Belum Surut

Banjir bisa kembali meninggi jika hujan masih turun.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Penduduk menggunakan perahu menyusuri jalan yang telah terendam banjir luapan Sungai Citarum, di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Ahad (25/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Penduduk menggunakan perahu menyusuri jalan yang telah terendam banjir luapan Sungai Citarum, di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Ahad (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT -- Hujan deras di wilayah Kabupaten Bandung beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di tiga Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang sejak Kamis (22/2) malam. Hingga saat ini, banjir masih belum surut di tiga wilayah tersebut. Diperkirakan jika hujan masih terus turun maka banjir semakin meninggi.

Berdasarkan pantauan, di jalan raya Dayeuhkolot, tepatnya di jalur mesjid As-Shofia. Ketinggian banjir mencapai bervariasi dari 30 sentimeter hingga satu meter lebih. Sementara itu, di jalur perempatan Andir, ketinggian air mencapai satu meter lebih. Sedangkan ketinggian air di pemukiman warga bervariasi ada yang mencapai 1,5 meter.

Salah seorang warga Dayeuhkolot, Astuti mengungkapkan sejak banjir melanda Dayeuhkolot, Kamis (22/2) lalu, ketinggian air masih belum surut. Adapun, surut hanya sedikit karena sorenya hujan lagi mengakibatkan banjir kembali.

"Banjir sejak Kamis, sempat surut tapi naik lagi. Soalnya hujan lagi," ungkapnya. Katanya, saat ini dirinya tidak mengungsi karena masih memiliki lahan di rumahnya yang ditingkatkan.

Sementara itu, Ketua RW 08, Kampung Bolero, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Opik mengungkapkan sejak banjir terjadi Kamis malam (22/2) belum ada bantuan dari pemerintah kepada korban banjir. Adapun, pihak Dinas Sosial sempat mendata korban banjir namun tidak ada tindak lanjut.

"Sabtu kemarin, Dinas Sosial sempat mendata jumlah korban banjir akan tetapi setelah itu tidak ada tindak lanjut. Bantuan belum ada sama sekali sejak banjir," ujarnya.

Menurutnya, beberapa yayasan sempat memberikan pengobatan gratis kepada warga korban banjir dan puskesmas. Katanya, saat ditanya seputar pindah rumah, dirinya menjawab belum tentu mau karena pindah rumah banyak hal yang harus dipikirkan.

Selain itu, Risna Risnawati, Ibu RW 10 Desa Bojongsoang mengungkapkan jumlah pengungsi di pengungsian gudang Tango mencapai 231 orang. "Alhamdulillah kondisi para pengungsi sehat," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement