Selasa 27 Feb 2018 16:09 WIB

Gempa Papua Nugini, 14 Orang Tewas

Gempa juga merusak infrastruktur pertambahan milik Exxon.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Papua Nugini dilanda Gempa Bumi
Foto: Aljazirah
Papua Nugini dilanda Gempa Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY -- Sedikitnya 14 orang tewas akibat tanah longsor dan bangunan roboh saat gempa bumi berkekuatan 7,5 skala Richter (SR) mengguncang Papua Nugini. Jumlah korban telah dikonfirmasi polisi dan petugas rumah sakit pada Selasa (27/2).

Julie Sakol, seorang perawat di Rumah Sakit Umum Mendi, mengatakan dua bangunan yang ambruk dan tanah longsor telah menewaskan 12 orang di Mendi, ibu kota Southern Highlands.  "Orang-orang takut. Guncangan masih terus berlanjut, tidak ada tempat untuk pergi tapi orang-orang tetap bergerak," kata Sakol.

Naring Bongi, seorang petugas polisi di Mendi, mengatakan korban tewas lainnya ditemukan di Poroma, selatan Mendi. "Mereka tewas oleh tanah longsor yang menghancurkan rumah saat mereka sedang tidur," kata Bongi.

Administrator Provinsi, William Bando, mengatakan lebih dari 30 orang diyakini tewas akibat gempa. Kantor manajemen bencana Papua Nugini mengatakan mereka sedang memverifikasi sejumlah laporan, tetapi butuh beberapa hari untuk memastikan berapa jumlah korban tewas.

U.S. Geological Survey mengatakan puluhan gempa susulan masih mengguncang daerah tersebut, termasuk sebuah gempa berkekuatan 5,7 SR pada Selasa (27/2) sore.

Gempa yang terjadi pada Senin (26/2) itu juga merusak infrastruktur pertambangan, sehingga ExxonMobil Corp terpaksa menutup pabrik gas alam cair senilai 19 miliar dolar AS. ExxonMobil mengatakan, jalur komunikasi dengan masyarakat masih terputus, sehingga menghambat upaya untuk mencatat kerusakan fasilitas.

"Komunikasi menjadi salah satu tantangan yang paling signifikan," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan lewat surat elektronik.

Mitra Exxon, Oil Search, mengatakan peninjauan ulang semua fasilitas dan infrastrukturnya akan memakan waktu setidaknya satu minggu. Perusahaan pertambangan Barrick Gold Corp dan Ok Tedi Mining juga melaporkan beberapa kerusakan pada infrastrukturnya.

Proyek gas alam cair di Papua Nugini dianggap sebagai salah satu operasi gas alam cair berkinerja terbaik di dunia, yang mulai beroperasi pada 2014. Tantangannya adalah pengeboran gas dan pembangunan pabrik pengolahan serta jaringan pipa di hutan terpencil Papua Nugini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement