REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit gaya hidup (life style) yang mengikuti perbaikan taraf hidup dan kondisi ekonomi Indonesia. "Dengan semakin besar pertumbuhan ekonomi dan makin banyaknya kelas menengah, yang terjadi adalah 'hygine' membaik, nutrisi membaik, kesehatan membaik, nutrisi akan membaik dan yang lebih berperan penyakit 'life style' seperti diabetes karena makan di mana-mana pengen yang enak semua, larinya ke sini," kata Presiden Joko Widodo di kawasan industri Delta Silicon, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (27/2).
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal itu ketika meresmikan pabrik bahan baku obat dan produk biologi milik PT Kalbio Global Medika (KGM), anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) di Cikarang. "Penyakit darah tingi karena sudah kaya senangnya marah-marah. Sakit jantung, itu penyakit kelas menengah, lalu kanker," tambah Presiden.
Meski penyakit karena infeksi masih mungkin menjangkiti masyarakat, namun penyakit yang penularannya bukan karena infeksi dinilai juga akan semakin membutuhkan pengobatan. Ia pun mencontohkan masyarakat kita sekarang banyak penyakit karena infeksi.
"Dan infeksi memang akan menjadi sumber penyakit di manapun. Seperti contoh di Amerika Serikan pun masih terjadi infeksi. Yang saya baca tahun ini musim flunya parah. Tapi kemudian, ekspektasi masyarakat dengan naiknya penghasilan masyarakat dan juga dengan dipicu kebijakan pemerintah, masyarakat yang sebelumnya gampang pasrah dan 'nerimo', ke depan semakin menuntut, proaktif dalam mengobati penyakitnya, tidak mau diberi obat-obat biasa," ujar Presiden.
Apalagi, Indonesia sejak 2017 sudah masuk ke dalam kelompok "Trillion Dollar Club" yaitu sebutan tidak resmi untuk negara-negara dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) di atas 1 triliun dolar AS. Hingga tujuh tahun terakhir, jumlah negara yang masuk klub tersebut baru 15 negara, ditambah Indonesia, maka angota kelompok tersebut menjadi 16 negara.
"Sebuah masyarakat yang menghasilkan nilai ekonomi dengan nilai 2 triliun dolar AS per tahun kebutuhannya, ekspektasinya, akan berbeda sama sekali dengan masyarakat sekarang ini. Kalau saat ini dibangun bioteknologi sudah benar. Kalau orang sudah pada tingkatan kekayaan negara seperti tadi, saya sebutkan permintaannya tentu sudah berbeda," tambah Presiden.
Senada dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek juga mengatakan, bahwa penyakit-penyakit gaya hidup mulai menjangkiti masyarakat Indonesia. "Bapak Presiden penyakit kencing manis atau diabetes di Indonesia tinggi sekali Pak, sehingga kita perlu (obat) untuk kita sendiri. Walaupun kami mengharapkan masyarakat kita ini sadar akan kesehatan, jangan sampai kena kencing manis kalau bisa. Ini mungkin makannya harus ditahan sedikit. Contohnya Bapak Presiden kalau makan baik sekali, jadi bukan seperti saya," ungkap Nila.
Pabrik PT Kalbio Global Medika Cikarang juga rencananya akan memproduksi obat-obat pengobatan kanker. "Kemudian juga obat-obat monoklonal antibodi untuk kanker, saya kira ini juga suatu hal yang baik sekali karena kita mengetahui obat-obat kanker sangat mahal. Jadi mudah-mudahan dengan melakukan transformasi ini kita dapat menjangkau obat yang lebih murah dan obat-obat generik kita sudah menjangkaunya dengan e-catalog yang banyak dipakai dengan jaminan kesehatan nasional (JKN)," ujarnya.
Pabrik ini akan memproduksi Erythopoietin (EPO) untuk pengobatan cuci daerah dan kanker yang akan diekspor ke pasa ASEAN dan negara lain. Produksi lain adalah Granulocyte Colony Stimulating Factor (GCS) sebagai obat untuk meningkatkan produksi granulosit, Efepoieting (Long Acting EPO) yang merupakan molekul baru untuk menstimulasi pembentukan sel darah merah, produksi insulin serta MAb (Monoklonal Antibodi) untuk pengobatan kanker.