Rabu 28 Feb 2018 10:41 WIB

Sandiaga Akui Sering Campur Adukkan Bahasa

Kebiasaan tersebut dipandangnya sebagai tantangan menghadapi generasi milenial.

Rep: Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Sandiaga Uno
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno merasa masih memiliki kelemahan dari sisi bahasa. Ia mengaku masih sering kali menggunakan bahasa yang campur aduk.

Hal ini diungkapkan ketika ia ditanya mengenai fenomena mencampur-adukkan bahasa yang dilakukan oleh generasi muda. "Termasuk saya, ya?" kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (28/2).

Sandiaga mengatakan, dari sisi bahasa ini tidak layak dilakukan. Namun, pejabat publik saat ini menghadapi tantangan dalam menghadapi generasi milenial.

Di satu sisi, mereka dituntut untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baku dalam acara-acara resmi. Di sisi lain, mereka juga harus dapat membaur dengan generasi millenials dan mengikuti cara mereka berbahasa.

"(Generasi) milenial ini cari yang hits terus, cari yang relevansinya tinggi, cari yang autentik, cari yang relevan, cari yang jadi viral," kata dia.

Menurut politikus Partai Gerindra ini, campur aduk bahasa adalah sebuah fenomena. Hal ini merupakan siklus tersendiri bagi generasi muda. Pada masanya nanti, kata Sandiaga, mereka akan menggunakan bahasa Indonesia yang benar.

"Sekarang siklusnya lagi nyampur-nyampur," kata dia.

Dalam ilmu linguistik, fenomena ini disebut campur kode atau code switching. Campur kode adalah penggunaan satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa. Yang termasuk di dalamnya adalah pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dan sebagainya.

Campur kode adalah proses yang sama yang digunakan untuk membuat bahasa pijin. Bahasa ini dipakai untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berlatar belakang berbeda.

Ada beberapa momen saat Sandiaga tertangkap melalukan campur kode. Salah satunya ketika ia ditanya mengapa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tak lagi mengunggah video rapat pimpinan (rapim) ke Youtube.

"Write a letter ke Diskominfo, kita akan provide itu," kata Sandiaga kepada wartawan.

"And that's hope, ini mau masuk Natal, tahun baru, festive season, kita cool down, kita jangan memanas-manaskan, malah kita harus meredam, menyejukkan dan meneduhkan suasana mulai dari Balai Kota sampai ke seluruh wilayah Jakarta," tutur dia di kesempatan yang sama.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement