REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan kapasitas rawat inap untuk gangguan jiwa berat di DKI Jakarta sangat rendah. Penyediaan fasilitas rawat inap menjadi pekerjaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang belum terselesaikan.
"Kapasitasnya sangat rendah. Kalau enggak salah malah rawat inapnya enggak ada. Itu nanti jadi PR kita di (RSKD) Duren Sawit," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (28/2) malam.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto belum dapat memperhitungkan daya tampung rawat inap yang kini tersedia untuk pasien gangguan jiwa. Ia juga belum dapat menyebutkan berapa jumlah orang gangguan jiwa yang kini sudah terlayani. Menurut dia, data itu dapat diperoleh dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Soeharto Heerjan dan RSKD Duren Sawit.
"Aku belum hapal juga (kapasitasnya). Harus lihat dua rumah sakit itu. Tapi di Cipto (RS Tjipto Mangunkusumo) juga ada sedikit," kata dia.
Sebelumnya, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan sebanyak 10 persen orang dengan gangguan jiwa di DKI Jakarta memerlukan rawat inap. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengoreksi data tersebut. Menurut dia, prevalensi gangguan jiwa di DKI mencapai 1,1 per mil dari total keseluruhan warga atau sekitar 14.000 jiwa. Jumlah ini mencakup orang dengan gangguan jiwa berat dan gangguan jiwa ringan.
Dari jumlah tersebut, 4.600 orang telah teridentifikasi melalui program KPLDH pada 2017. Ini belum termasuk warga binaan di panti-panti sosial.
Koesmedi membenarkan bahwa 10 persen dari total orang dengan gangguan jiwa di DKI membutuhkan rawat inap. Artinya, ada sekitar 1.400 orang yang kini belum terlayani fasilitas tersebut.
Ia menambahkan, program KPLDH akan terus melakukan penjangkauan terhadap 9.400 orang yang belum semuanya terjangkau. Ia mengaku proses ini cukup sulit dilakukan. Pasalnya, mereka sering kali dianggap aib dan disembunyikan oleh pihak keluarga.
"Kalau ada di dalam keluarganya pasti disembunyiin. Jarang dibawa keluar atau berobat," kata dia.