REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk meningkatkan pelibatan masyarakat dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kali ini pembentukan MPA dilakukan di Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (02/03).
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B Panjaitan menjelaskan di awal tahun ini, KLHK telah membentuk MPA di tiga provinsi, yakni Kalimantan Barat, Riau, dan Kalimantan Timur. MPA dibentuk di 10 desa, dari target 100 desa rawan karhutla. Selain itu, juga akan dilakukan pembinaan pada MPA di 200 desa yang telah terbentuk sebelumnya.
"MPA merupakan bagian penting dalam pencegahan karhutla. Kebakaran kecil yang terjadi di wilayah desa diharapkan dapat segera diatasi oleh MPA setempat. Selain itu MPA dapat membantu Brigade Pengendalian Karhutla KLHK-Manggala Agni, TNI, POLRI, ataupun instansi lainnya dalam melakukan upaya pengendalian karhutla", ujar Raffles menegaskan.
Sebanyak 30 orang ikut dalam kegiatan pembentukan MPA kali ini, yang berasal dari Kampung Merancang Ulu 19 orang, dan Kampung Melati Jaya 11 orang. Sebagai instruktur dalam pembentukan MPA ini adalah Manggala Agni Daops Paser dan Daops Sangkima, Kalimantan Timur.
Sementara Pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Jumat (02/03) pukul 20.00 WIB, berdasarkan satelit NOAA-19, terpantau delapan titik api dengan perincian lima titik di Riau, Jambi, Sumsel (2 titik) dan Sumbar. Adapun satelit Terra-Aqua (NASA) menunjukkan tidak ada hotspot yang terpantau di wilayah Indonesia.
Masyarakat Peduli Api.