Ahad 04 Mar 2018 02:31 WIB

Ketika Perempuan Turki Ikut Bela Negara di Afrin

Beberapa tentara perempuan pun diterjunkan dalam operasi tersebut.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Endro Yuwanto
Tentara Turki mempersiapkan tank di pinggiran desa Sugedigi, Turki yang berbatasan dengan Suriah, 22 Januari 2018. AS menekan Turki menghentikan operasi di Afrin.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Tentara Turki mempersiapkan tank di pinggiran desa Sugedigi, Turki yang berbatasan dengan Suriah, 22 Januari 2018. AS menekan Turki menghentikan operasi di Afrin.

REPUBLIKA.CO.ID, AFRIN -- Tak hanya tentara laki-laki yang ikut bergabung dalam operasi militer Turki di Afrin, Suriah. Beberapa tentara perempuan pun diterjunkan dalam operasi tersebut, melaksanakan tugas masing-masing demi kelancaran operasi militer yang dikenal dengan sebutan Operasi Ranting Zaitun.

Adalah Dilek Aygun, seorang kapten artileri, merupakan salah satu perempuan yang ikut bergabung pada operasi militer di Afrin. Dia bertugas untuk melakukan back up, dengan mengoperasikan Firtina Howitzer, sebuah tank militer, di sepanjang perbatasan Turki dan Suriah.

Bagi Aygun, keikutsertaan dalam operasi ini sangat penting. "Sistem kontrol penargetan Howitzer dihasilkan dari komputer, dan bisa berfungsi dalam segala cuaca. Ini meningkatkan kemampuan operasional unit dan kekuatan pendukung. Sangat penting bagi saya ikut dalam operasi ini," kata dia seperti dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (3/3).

Aygun, dalam operasi ini, ikut andil dalam menumpas kelompok teror ISIS dan YPG/PKK. Dia telah menjalankan tugasnya pada muatan artileri yang ditempatkan di perbatasan. Ini untuk mendukung pasukan komando dan unit lapis baja.

Tank Howitzer Storm ini, jelas Aygun, punya peran yang sangat penting. Kendaraan militer tersebut bisa menghancurkan target pada jarak sekitar 40 kilometer di medan perang.

Selain Aygun, sejumlah tentara perempuan Turki ikut dalam operasi militer di Afrin dengan kebanggaan. Misalnya Cigdem Yuksel. Letnan Satu yang bertanggungjawab pada distribusi amunisi dan material ini melakukan tugasnya dengan cepat dan penuh bangga demi membela negara. "Saya sangat bangga melakukan tugas ini, kami melaksanakan perintah secepat mungkin," kata dia.

Masih ada beberapa tentara perempuan Turki yang membela negara dengan bergabung pada operasi militer di Afrin. Di antaranya, Letnan Satu Ceren Ozcelik yang bertugas pada pemeliharaan tank Howitzer dan Letnan Satu Gulru Gizem Atabey yang merupakan komandan unit pemeliharaan kendaraan militer.

Tentara Turki yang ditugaskan pada Operasi Ranting Zaitun ini beberapa di antaranya bergabung dalam Operasi Euphrates Shield. Dan kini memegang posisi strategis pada unit-unit yang ditempatkan di perbatasan negaranya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement