Selasa 06 Mar 2018 13:31 WIB

Jejak Ulama Nusantara di Timur Tengah

Keberadaan naskah-naskah ulama nusantara di Timteng dinilai sangat penting.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Ulama sangat berperan dalam pembinaan umatnya (Ilustrasi)
Foto: Republika
Ulama sangat berperan dalam pembinaan umatnya (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jejak-jejak ulama nusantara banyak berserakan di Timur Tengah (Timteng) dalam bentuk kitab-kitab atau naskah-naskah tentang kajian-kajian keislaman. Juga buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan keilmuan, seperti ilmu matematika, astronomi, dan lain sebagainya. Naskah-naskah tersebut me rupakan karya-karya intelektual warisan peradaban.


Saat ini naskah-naskah tersebut tersimpan dan tercecer di beberapa perpustakaan dan museum di Timteng. Keberadaan naskah-naskah ulama nusantara di Timteng dinilai sangat penting. Keberadaan naskah-naskah tersebut membuktikan bahwa perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari arus utamanya yang terjadi di Timteng, khususnya di Makkah dan Madinah.

Penulis buku Mahakarya Islam Nusantara, A Ginanjar Sya'ban mengatakan, dulu para ulama nusantara yang belajar di Timteng menjadi agen-agen perubahan. Ketika pulang ke Tanah Air, mereka menjalankan gerakan-gerakan keislaman dan sosial kemasyarakatan.

Menurut dia, perkembangan agama, wacana, pemikiran, dan gerakan di Indonesia tak bisa dilepaskan dari kiprah para ulama yang pernah menimba ilmu di Timteng, khususnya Makkah dan Madinah. Pada masa lalu, tak sedikit ulama nusantara yang menjadi pengajar di Makkah dan Madinah.

"Ulama-ulama dari nusantara dulu banyak yang menjadi aktor utama, bukan hanya menjadi aktor utama di nusantara, melainkan juga di Mak kah dan Madinah," kata Ginanjar kepada Republika usai diskusi tentang naskah-naskah nusantara di Timur Tengah di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (7/1). Ia menerangkan, puluhan ulama dari nusantara mengajar di Masjidil Haram, Makkah.

Murid-murid mereka bukan hanya dari nusantara, melainkan juga berbagai bangsa. Artinya, dulu ulama dari nusantara menjadi penentu arus wacana keislaman dunia. Mereka juga menjadi aktor dan penulis kitab. Ulama-ulama dari bangsa lain juga banyak yang merujuk kepada ulama-ulama nusantara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement