Selasa 06 Mar 2018 14:21 WIB

Jokowi: PKI Ada 1965, Saya Baru 4 Tahun Masa Sudah PKI?

Jokowi mengatakan terkadang mau marah dengan fitnah seperti itu

Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL -- Presiden Joko Widodo mempertanyakan terkait begitu banyaknya fitnah yang dilayangkan kepadanya soal PKI. Padahal PKI dibubarkan pada 1965 dan ia lahir pada 1961 sehingga menurut dia tidak mungkin ada 'PKI Balita'.

"Coba, saya saja di bawah banyak yang diisukan 'Itu pak Jokowi PKI'. Banyak yang seperti itu coba. Padahal PKI itu dibubarkan pada tahun 1965. Saya lahir 1961. Berarti saya baru umur 3-4 tahun. Masa ada PKI balita. Ya ndak? Lucu banget kan. Itu yang memfitnah ngawur," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat acara penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Halaman Sirkuit Sentul, Babakan Madang, Bogor, Selasa (5/3).

Dalam usianya masih balita maka tidak mungkin seseorang untuk terlibat PKI (Partai Komunis Indonesia). Oleh karena itu, ia berpesan kepada masyarakat agar dapat menggunakan logika berpikir yang baik ketika ada informasi atau kabar bohong.

"Saya kan masih balita kok difitnah seperti itu. Saya kadang juga mau marah ya gimana. Enggak marah ya gimana. Serba salah. Tapi saya juga mau blak-blakan. Jadi kalau tidak diingatkan seperti itu, ada loh orang yang percaya. Coba logikanya enggak masuk kan? Masih ada yang percaya juga," ujarnya.

Mantan Gubernur DKI itu sebenarnya juga menyayangkan masih saja ada masyarakat yang begitu mudah percaya atau terhasut berita bohong. "Tugas saya sekarang ini adalah bekerja. Bekerja entah menyiapkan pembagian sertifikat, entah membangun infrastruktur, entah memberikan program-program bantuan sosial yang banyak sekali kita lakukan. Tidak ada yang lain," tuturnya.

Untuk itu secara khusus kemudian Presiden berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga ukhuwah atau kerukunan bangsa. Menurut dia, Indonesia adalah negara besar, negara beragam, negara majemuk dengan agama berbeda dengan adat berbeda, sekaligus dengan tradisi berbeda.

"Saya selalu sampaikan, jaga persaudaraan kita, sebangsa dan setanah air, jaga persatuan dan kesatuan, jaga kerukunan. Ini penting untuk Indonesia ke depan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement