REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memprotes kebijakan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta yang melarang mahasiswinya untuk mengenakan cadar di dalam kampus. Ia menilai hal itu bagian dari merampas hak asasi orang yang memang ingin menggunakan cadar.
Apalagi, ancaman yang akan diterapkan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi akan memecat atau mengeluarkan mahasiswinya yang tidak mau melepas cadar saat beraktivitas di kampus.
"Semua dinisbatkan pada radikalisme, padahal itu kan pilihan pribadi yang damai, ada perempuan, dia enggak mau orang ngelihat badan dia, dia kontrol sendiri badan dia karena buat dia itulah kebebasan dia, saya enggak mau diliat orang, ya kenapa, apa masalahnya, apalagi ada dalil agamanya," ujar Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Selasa (6/3).
Ia pun menilai sempit pemikiran dan kebijakan yang diterapkan tersebut. Menurutnya, pelarangan tersebut hanya bagian dari ketakutan pihak-pihak tertentu. Ia membandingkan pelarangan justru di era Pemerintahan saat ini yang menjunjung kebebasan pendapat dan berekspresi.
"Zaman Pak Harto saja teman saya bercadar enggak ada masalah, kok malah di zaman kebebasan kayak gini orang bercadar ditakut-takuti," ujar Fahri.
Karena itu, ia meminta agar semua pihak melawan kebijakan itu. Terlebih pelarangan itu terjadi di dunia pendidikan. "Ini harus dilawan. Apalagi di kampus, zaman kebebasan kayak gini orang bercadar ditakut-takuti. Lagi-lagi itu framing. Mahasiswa UI banyak yang bercadar, enggak ada masalah," kata dia.