REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Politik Kivlan Zein menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bukan merupakan sempalan Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, menurut Kivlan, PDIP ada menampung eks-PKI.
"Bukan (sempalan). Tapi banyak menampung," ujar Kivlan saat ditemui usai diskusi yang mengusung tema 'Isu Kebangkitan PKI; Realita atau Propaganda' di Jakarta, Selasa (6/3).
Berdasarkan pengakuan dari anggota PDIP, menurut Kivlan, PKI di Indonesia mempunyai kekuatan 15 juta orang dan kebanyakan berada di dalam PDIP. "Yang jelas kan memang ada pengakuan dari anggota PDIP bahwa mereka (PKI) punya kekuatan 15 juta orang," ucapnya.
Menurut dia, pada 2015 lalu PDIP juga mengirimkan kader-kadernya ke Partai Komunis Cina untuk belajar ilmu politik dan pengkaderan. Karena itu, Kivlan berharap agar PDIP menarik beberapa orang yang diduga memiliki ideologi komunis di dalam partainya.
"Sebaiknya PDIP itu menarik, orang-orang seperti Eva Kusuma Sundari, Rieke Dyah Pitaloka, Budima Sudjatmiko. Dia membuat buku itu, janganlah dimasukkan jadi pimpinan lagi. Kan ucapan-ucapan seperti itu yang mengkonotasikan orang PDIP dekat dengan komunisme," kata Purnawirawan TNI Jenderal bintang dua yang pernah ditangkap kasus makar ini.
Selain PDIP, menurut dia, partai yang juga mengirimkan kadernya ke Cina adalah Golkar dan Nasdem. Kivlan mengaku, dirinya mengungkapkan hal ini berdasarkan fakta bukan sekedar propaganda.
"Jadi jelas bukan hanya PDIP, tapi Golkar dan Nasdem yang memberikan kadernya ke Cina," jelas Kivlan.
Terkait PDIP yang sering dikaitkan dengan PKI, Mantan Presiden RI Megawati Soekarno Putri pernah mengaku heran karena ada sekelompok orang yang menuding partainya adalah PKI.
"PDIP hari-hari ini pun kena imbas selalu dikatakan PKI, jadi bingung. Namanya saja Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," katanya saat memberikan amanah dalam acara Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia yang diselenggarakan Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (13/7/2017) silam.
Megawati mengatakan, padahal PDI Perjuangan memiliki organisasi Baitul Muslimin. Di dalam organisasi tersebut banyak anak-anak dari Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu, ia menerangkan, ayahnya Presiden Soekarno juga diberi gelar Waliyyul Amri ad-Dharuri bi al-Syaukah.