REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Erwin Moeslimin Singajuru menegaskan, tidak mungkin terjadi calon tunggal di pemilihan presiden (pilpres) 2019 mendatang. Walaupun secara hitung-hitungan dukungan Joko Widodo mendapatkan dukungan partai politik yang besar di antara capres yang mungkin ada.
"Gak mungkinlah calon tunggal. Dari Gerindra sudah menegaskan gak mungkin Pak Prabowo jadi cawapresnya Pak Jokowi," katanya kepada wartawan, Rabu (7/3).
Ia menjelaskan, di PDIP sendiri, ada mekanisme soal pembahasan cawapres yang akan mendampingi Jokowi. Walaupun demikian, dahulu Prabowo pernah mejadi cawapres Megawati saat pilpres 2009 lalu.
Jadi, menurut dia, dari dinamika politik saat ini sangat tidak mungkin Prabowo mau menjadi cawapres Jokowi atau dalam artian terjadi calon tunggal. "Jadi, tidak mungkinlah itu Jokowi hanya jadi calon tunggal," ujarnya.
Erwin yakin apa yang dikhawatirkan soal calon tunggak tidak akan terjadi pada plipres 2019. Karena masih banyak calon potensial lain yang mampu bertanding di pilpres nanti.
Ia justru mengapresiasi jika ada partai seperti Demokrat atau PAN membuat poros baru di pilpres 2019 mendatang dengan capres sendiri. Walaupun, ia mengingatkan, poros baru ini bukanlah hal baru dalam perjalanan pilpres di Tanah Air. "Dahulu ada poros tengah, jadi soal poros baru ini biasa saja bagi PDIP," katanya menerangkan.