Rabu 07 Mar 2018 23:06 WIB

Lobi Yahudi Ingin AS Eratkan Kerja Sama dengan Saudi

AIPAC merupakan lobi Yahudi yang paling berpengaruh di AS

Rep: Marniati/ Red: Budi Raharjo
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Foto: EPA
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konfrensi tahunan kelompok lobi Israel terkuat di Amerika Serikat (AS), The American Israeli Public Affairs Committe (AIPAC) merupakan ajang untuk menegaskan kembali kepentingan Israel terhadap Palestina. Pengamat Timur Tengah LIPI, Smith Alhadar mengatakan rata-rata konfrensi AIPAC menyuarakan deklarasi Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

 

Forum itu juga mendukung permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, menolak kepulangan pengungsi Palestina ke kampung halaman mereka di Israel dan juga menolak pembentukan negara Palestina merdeka. "Lobi-lobi ini yang diambil oleh Trump dan dijadikan salah satu isu utama dalam kampanye kepresidenan AS," ujar Smit saat dihubungi Republika, Rabu (7/3).

 

Ia mengatakan AIPAC merupakan lobi Yahudi yang paling berpengaruh di AS sehingga sulit untuk AS menolak apa yang yang diinginkan oleh kelompok ini. Dan ini sudah terbukti dengan pengakuan Yerusalemsebagai ibukota Israel.

 

Yang diundang ada anggota parlemen, kongres, DPR , Wapres,dan orang-orang dalam lingkaran Trump ikut berpidato di konfrensi. "Jadi ini cuma menegaskan kembali apa yang menjadi kepentingan Israel," katanya.

 

Ia menjelaskan, tahun ini AIPAC menginginkan agar AS mengakui bahwa permukiman Yahudi di Tepi Barat merupakan sesuatu yang legal. Selain itu, Israel juga menginginkan agar adanya penolakan pemulangan empat juta pengungsi Palestina ke kampung halaman mereka di Israel.

 

Disaat bersamaan AIPAC juga mendorong pemerintah AS untuk menguatkan hubungannya dengan pemimpin Arab Saudi Mohammed Bin Salman. Ia mengatakan konsep perdamaian yang dilakukan oleh penasihat senior Donald Trump, Jared Kushner menyebutkan Yerusalem milik Israel dan sebagianTepi Barat juga tetap berada di tangan Israel. 

 

Sedangkan Palestina hanya diberikan di jalur Gaza dan sebagian Sinai Utara. "Dan ini didukung oleh Mohammed Bin Salman," katanya.

 

Oleh karena itu, penting bagi AIPAC untuk mendorong AS menguatkan hubungan dengan Mohammed Bin Salman yang juga menyongkong agenda Israel di Timur Tengah, terutama dalam berhadapan dengan Iran dan Palestina.

 

Hal ini akan membuat Palestina semakin hari semakin lemah. Karena ujung tombok negara Arab seperti Mesir dan Arab Saudi beridri di belakang Israel sehingga reaksi-rekasi Palestina tidak akan berdampak kepada kepentingan Palestina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement