Kamis 08 Mar 2018 18:08 WIB

Mataram Kembangkan Mesin Bakar Sampah tanpa Asap

Hasil karya putra Mataram.

Warga membakar sampah dipinggir jalan. (ilusrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Warga membakar sampah dipinggir jalan. (ilusrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  MATARAM -- Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan mengembangkan mesin pembakaran sampah tanpa asap. Teknologi ini merupakan hasil rekayasa tepat guna warga di Kecamatan Cakranegara.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram H Effendi Eko Saswito di Mataram, Kamis (8/3), mengatakan, mesin pembakaran sampah yang berhasil dikembangkan warga Kecamatan Cakranegara itu akan ditempatkan pada 19 pasar tradisional.

"Dengan demikian, dapat mengurangi biaya operasional penanganan sampah pasar," katanya di sela melihat cara kerja mesin pembakar sampah tanpa asap yang dipamerkan di aula lantai tiga kantor wali kota dirangkaikan dengan pengukuhan Pengurus Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) Kecamatan se-Kota Mataram.

Ia menilai, mesin pembakaran sampah tanpa asap itu menarik, inovatif dan pastinya hasil karya putra Mataram, sehingga perlu dikembangkan dan dibuat dengan kapasitas lebih besar agar bisa membakar sampah dalam volume banyak.

Pesoalan sampah di Kota Mataram menjadi prioritas, tapi karena kurangnya sarana dan prasarana penanganan sampah di Mataram baru dapat terangkut sekitar 70 persen.

"Dengan demikian, masih banyak sampah yang perlu penanganan secara tepat, salah satunya dengan alat pembakar sampah ramah lingkungan sebab tidak menimbulkan asap," katanya.

Untuk dapat menerapkan hasil teknologi tepat guna (TTG) tersebut, pemerintah kota siap mengalokasikan anggaran, tentunya setelah mesin tersebut dilakukan penyempurnaan lagi. "Penyempurnaan yang kita maksudkan adalah bagaimana alat ini bisa membakar semua jenis sampah rumah tangga, tidak hanya sampah organik," ujarnya.

Sementara penemu mesin pembakaran sampah tanpa asap M Aeko Zulhimam, Spd, mengatakan, mesin pembakar sampah tidak mengeluarkan asap karena telah terikat oleh air sehingga polusi yang ditimbulkan sangat kecil.

"Dari hasil penelitian labolatorium, untuk cairannya dalam satu mililiter pembakran sampah organik menghasilkan 0,001 sehingga berada di bawah baku mutu," katanya.

Dengan demikian, air dari hasil pembakaran itu bisa digunakan menyiram tanaman dengan operasional pembakaran satu kali 24 jam.

Menurutnya, kapasitas pembakaran sampah dari miniatur mesin yang dimilikinya saat ini sebesar 00,16 meter kubik per satu kali bakar, dan salam 10 kali bakar bisa mencapai 0,095 meter kubik dalam waktu sekitar 5-10 menit.

Ide membuat miniatur mesin pembakar sampah tanpa asap muncul sejak tahun 2015, namun penelitian dimulai tahun 2017, dengan total kebutuhan dana sekitar Rp30 juta yang didukung oleh pemerintah kota melalui Balitbang Kota Mataram.

Pada tahun 2017, mesin pembakar sampah tanpa asap ini sudah ikut menjadi peserta lomba TTG tingkat nasional dan berhasil menjadi juara dua tingkat nasional. "Harapan kami, mesin ini bisa dikembangkan dalam rangka mendukung program pemerintah kota menangani sampah dengan teknologi ramah lingkungan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement