Kamis 08 Mar 2018 20:05 WIB

Adanya Pollycarpus dan Muchdi tak Pengaruhi Partai Berkarya

Badarudin memperkirakan aktivis HAM yang akan mempersoalkan keberadaan dua nama ini

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Pollycarpus
Foto: foto : Septianjar Muharam
Pollycarpus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Pollycarpus Budihari dan Muchdi Purwoprandjono (PR) masuk dalam keanggotaan partai besutan Tommy Soeharto, Partai Berkarya. Muchdi yang mantan Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) tercatat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Partai Berkarya, sementara Pollycarpus merupakan bekas pilot Garuda Indonesia.

Keduanya pernah terkait kasus pembunuhan aktivis HAM Munir pada 2004 lalu. Muchdi sempat menjadi terdakwa pada tahun 2008 namun divonis bebas oleh majelis hakim. Sementara Pollycarpus diputus bersalah majelis hakim dan telah selesai menjalani hukuman pidana.

"Kalau Pak Muchdi kan pendiri partai ini ya. Kalau Pak Polly itu terjaring di keanggotaan pada saat kita melakukan verifikasi KPU kemarin untuk jadi peserta Pemilu 2019," ujar Sekjen Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang saat dihubungi pada Kamis (8/3).

Badaruddin menilai tidak ada masalah terkait masuknya kedua nama tersebut di Partai Berkarya, meskipun keduanya diketahui publik tersangkut kasus pembunuhan Munir. Badaruddin menegaskan kedua orang tersebut memiliki hak politik dan juga memenuhi syarat keanggotaan Partai Berkarya.

Ia juga meyakini, keberadaan dua nama tersebut tidak mempengaruhi persepsi publik kepada Partai Berkarya yang merupakan partai baru di Pemilu 2019. "Ya kita sih enggak, paling aktivis HAM saja yang mempersoalkan. tapi kan bagi kita bukan itu ya, siapa pun dia silahkan saja mengajukan anggota partai kita terima selama memenuhi syarat," ujar Badaruddin.

Terlebih Muchdi juga telah diputus tidak bersalah oleh majelis hakim perkara tersebut. Sementara untuk Pollycarpus, sudah selesai menjalani masa hukuman pidananya.

"Beliau kan sudah menjalani hukumannya dan sudah bebas. Beliau juga tidak dicabut hak politiknya. Beliau juga punya hak untuk menyalurkan aspirasi politiknya. ke partai mana pun. beliau daftar ke berkarya kenapa kita harus tolak," ujarnya.

Badaruddin menilai publik justru akan lebih melihat visi dan misi serta program yang dikedepankan Partai Berkarya. Karenanya, fokus yang saat ini dilakukan Berkarya untuk meraih simpati publik yakni dengan mematangkan program program ekonomi kerakyatan.

"Bagaimana kita berusaha membuat pembangunan merata kurang lebih sama yang dilakukan Pak harto di zaman Orba, tapi itu programnya bukan rezimnya ya, itu saya kira yang dilakukan agar masyarakat mengetahui Berkarya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement