Kamis 08 Mar 2018 21:30 WIB

Paksa Jabat Tangan Muslimah, Akademisi UoA Dipecat

Tindakan tersebut dinilai tidak pantas.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Islamofobia
Foto: youtube
Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID,AUCKLAND -- Universitas Auckland (UoA) di Selandia Baru telah memecat seorang akademisi senior pria di kampus tersebut. Akademisi tersebut dikeluarkan dari kampus setelah dia mencoba memaksa seorang mahasiswi Muslim untuk berjabat tangan.

Namun saat wanita itu menolak, sang pria justru melakukan diskriminasi seksual terhadapnya. Laki-laki tersebut melakukan tindakan seperti itu karena ia tahu bahwa wanita tersebut menganggap secara budaya dan agama melakukan hubungan fisik dengan seorang pria yang bukan kerabat dekat adalah hal yang tidak pantas.

Setelah mendapat pengaduan, pihak kampus kemudian melakukan sebuah penyelidikan resmi dan mendapati orang tersebut salah dan kemudian memecatnya. Universitas Auckland menggambarkan perilakunya sebagai kesalahan yang serius dan mengakhiri pekerjaannya akhir tahun lalu setelah dilakukan sebuah penyelidikan.

Wakil kanselir UoA, Stuart McCutcheon, mengatakan kepada stafnya dalam sebuah buletin bahwa anggota staf akademik yang tidak disebutkan namanya dari Selandia Baru telah melakukan tindakan yang tidak dapat diterima. Ia memperingatkan mereka bahwa kesalahan yang serius semacam itu tidak akan ditolerir.

"Penting bagi semua anggota masyarakat kita untuk memahami perilaku semacam itu tidak memiliki tempat di universitas, dan jika hal itu terjadi, saya tidak akan ragu untuk memberlakukan prosedur investigasi dan disiplin yang sesuai," kata McCutcheon, dilansir dari Daily Mail, Kamis (8/3).

Wakil rektor tersebut mengatakan, bahwa staf akademik itu melakukan tindakan karena mengetahui bahwa hal itu secara budaya dan agama tidak pantas. Mengingat, beberapa orang Muslim menganggap berjabat tangan dengan seseorang dari lawan jenis yang bukan merupakan keluarga dekat atau pasangan sebagai dosa. Kendati demikian, pihak niversitas menolak untuk mengkonfirmasi kejadian tersebut dan menyebutnya sebagai masalah internal.

"Universitas tidak berkomentar lebih jauh tentang ini," kata seorang juru bicara kampus.

Sebelumnya di Australia tahun lalu, siswa Muslim di Kampus Hurstville Boys di Georges River College, di selatan Sydney, diberi izin untuk meletakkan tangan mereka di dada sebagai sapaan pada saat upacara dengan guru wanita.

 

Beberapa kampus seperti Flinders University di Adelaide, Universitas Curtin di Perth dan University of Western of Australia menyarankan murid-murid mereka untuk menyadari bahwa beberapa Muslim menolak berjabat tangan dengan orang asing dari lawan jenis

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement