Jumat 09 Mar 2018 07:07 WIB

Ini Konsep Pesawat Masa Depan Berbahan Bakar Nuklir

Model pesawat ini bisa merevolusi industri aeronautika, terutama tenaga penggerak.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Winda Destiana Putri
Magnavem. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Magnavem. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah konsep pesawat masa depan ditawarkan oleh desainer asal Spanyol, Oscar Vinal. Model pesawat, yang diberi nama Magnavem itu, akan menggunakan reaktor nuklir sebagai bahan bakar, dan diklaim ramah lingkungan, serta dapat melesat hingga kecepatan supersonic.

Menurut Oscar, model pesawat ini bisa merevolusi industri aeronautika, terutama dalam hal tenaga penggerak, yang menggunakan reaktor nuklir dengan Compact Fusion Reactor (CFR). Tidak hanya itu, pesawat ini juga diklaim ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi gas karbon. Hal ini tidak terlepas dari tenaga penggerak CFR.

Dengan besarnya tenaga yang dihasilkan, pesawat ini mampu melesat hingga kecepatan supersonic, dengan mencapai kecepatan tertinggi hingga 1,5 Mach, atau setara dengan 1,852 km/h). Kecepatan ini pun bisa mempercepat waktu tempuh. Dengan kecepatan ini, waktu tempuh dari London ke New York bisa ditempuh hanya dalam waktu tiga jam.

Oscar mengungkapkan, butuh waktu setahun untuk menyelesaikan desain dan konsep dari pesawat Magnavem ini. Secara keseluruhan, Magnavem, yang berarti Burung Besar dalam Bahasa Latin itu, dapat mengangkut lebih dari 500 penumpang. Pesawat ini juga dilengkapi sistem Kecerdasan Buatan (AI), yang berfungsi untuk memonitor fungsi dan kinerja mesin secara keseluruhan.

''Respon utnuk desain pesawat ini sangat positif. Saya sangat antusias tentang kemungkinan penggunaan CFR dengan berbagai keunggulannya, termasuk ramah lingkungan dan dapat menghasilkan tenaga yang besar. Kita juga tidak boleh lupa tentang kemungkinan menggunakan pesawat ini untuk mengurangi dampak buruk CO2 di atmosfer,'' kata Oscar seperti dikutip DailyMail.

Meski secara teori, pesawat ini bisa dibuat pada saat ini. Namun, Oscar menegaskan, beberapa teknologi yang dipakai di pesawat ini masih bersifat pengembangan. Alhasil, butuh waktu 10 hingga 15 tahun lagi agar pesawat ini benar-benar bisa dibuat dan diwujudkan.

Selama lebih dari 50 tahun, penggunaan tenaga nuklir lewat reaksi fisi atom memang masih terus dikembangkan. Alhasil, fisi atom masih digunakan di sejumlah reaktor nuklir di berbagai belahan dunia. Padahal penggunaan tenaga nuklir lewat fusi atom sebenarnya menawarkan sumber energi yang lebih aman dan bersih.

Fisi atom merupakan pemecahan satu atom, yang akhirnya melepaskan energi panas yang besar. Sementara reaksi fusi atom adalah proses pada saat gas dipanaskan dan memisahkan ion dan electron di atom gas tersebut. Saat ion cukup panas, mereka justru akan bergabung. Saat ini terjadi akan menimbulkan energi yang sangat besar, satu juta lebih kuat dari reaksi kimi dan tiga atau empat kali lebih kuat dari reaksi fisi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement