Rabu 14 Mar 2018 05:07 WIB

Jika PKS tak Dukung, Gerindra Tetap Usung Prabowo

Deklarasi Prabowo disarankan juga mengumumkan cawapresnya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Elba Damhuri
etua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bersama Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat (kiri) - Ahmad Syaikhu (kanan) saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3).
Foto: Republika/Prayogi
etua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bersama Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat (kiri) - Ahmad Syaikhu (kanan) saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID Partai Gerindra tetap kekeh untuk mencalonkan kembali Prabowo Subianto sebagai capres pada 2019 mendatang meskipun PKS yang berkoalisi dengan Gerindra sejak 2014 memutuskan tidak mendukung Prabowo.

Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria yakin PKS tahu bahwa hanya Prabowo yang berpeluang besar mengalahkan pejawat Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden 2019. Riza mengatakan, bila PKS mengajukan nama baru untuk posisi capres, Gerindra tetap akan mendukung Prabowo maju sebagai capres.

"Saya kira PKS memahami dan mengerti bahwa yang memungkinkan, berpotensi, berpeluang, dan punya keyakinan menang melawan Pak Jokowi itu, ya, Pak Prabowo," kata dia, Selasa (13/3).

Terlebih, sepengetahuan Riza, PKS juga memberikan dukungan kepada Prabowo untuk maju dalam bursa capres 2019. "Sejauh yang saya tahu, PKS juga akan mendukung Prabowo. Dan bagi kita, hanya Prabowo untuk capres, tidak ada nama lain," ujar dia lagi.

Riza juga melanjutkan, Gerindra dari tingkat DPP hingga kabupaten sudah sepakat mendukung Prabowo maju sebagai capres di pilpres 2019. Gerindra sudah mantap dengan pilihannya meski elektabilitas Prabowo berdasarkan beberapa lembaga survei menunjukkan tren yang menurun.

"Prinsipnya Gerindra itu sudah solid bahwa Prabowo akan menjadi capres. Ini sudah solid, tidak ada nama yang lain. Ini kesepakatan di internal Gerindra," ujar dia

Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman mengakui, ada yang memintanya membujuk "08" (panggilan Prabowo) agar tidak maju pada pilpres mendatang. Hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter @msi_sohibuliman pada Sabtu (10/3).

Sohibul mengatakan, bujukan tersebut muncul karena "08" dianggap sulit untuk dihadapkan dengan Jokowi. Dia menilai logis anggapan bahwa perlu figur lain untuk menghadapi Jokowi, meski pada kenyataannya figur untuk mengalahkan Jokowi belum muncul.

Sementara, PKS menunggu keputusan Partai Gerindra dalam mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres). "PKS komit akan berkoalisi dengan Partai Gerindra mengusung pasangan capres-cawapres pada 2019. PKS dan Gerindra juga masih membuka komunikasi dengan partai politik lainnya untuk membangun koalisi," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Mardani menjelaskan, figur yang akan diusung sebagai capres-cawapres masih akan dikomunikasikan antara PKS, Partai Gerindra, dan partai politik lainya. Di antaranya yaitu PAN, PKB, dan Demokrat. Soal komposisi pasangan capres-cawapres, kata dia, masih terus dikomunikasikan oleh PKS-Gerindra maupun partai politiknya sampai mengerucut pada satu kesepakatan yang sama.

Ketika ditanya munculnya wacana pembentukan poros ketiga, Mardani mengatakan, itu wacana yang baik dan menunjukkan proses demokrasi berjalan baik. Wakil Ketua Komisi II DPR ini menambahkan, berdasarkan perolehan suara pada Pemilu 2014, dengan perolehan suara Partai Gerindra yang lebih besar maka Gerindra lebih pantas mengusung capres dan PKS mengusung cawapres. Menurut Mardani, PKS masih menunggu apakah Partai Gerindra akan mengusung Prabowo Subianto atau akan mengusung figur lainnya.

PKS sendiri, kata dia, masih menyimpan sembilan nama kandidat calon presiden. Nama-nama tersebut masih akan diproses di internal PKS untuk dikerucutkan secara bertahap.

Pengamat politik Universitas Paramadina Toto Sugiarto menyarankan, deklarasi pencalonan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi presiden seharusnya juga bersamaan dengan pengumuman pendampingnya. Sebab, menurut dia, Partai Gerindra selain sedang melakukan kalkulasi politik juga sedang mencari pendamping untuk maju dalam pilpres nanti.

"Saya kira yang paling baik itu deklarasinya sekalian mengumumkan siapa cawapresnya. Sebab, menurut analisis saya, selain sedang berhitung terlebih dahulu, Prabowo juga sedang mencari siapa cawapresnya yang bisa memperkuat Prabowo untuk melawan Jokowi," kata Toto. (antara, Pengolah: muhammad hafil).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement