Rabu 14 Mar 2018 16:37 WIB

Menteri Muslim Inggris tak Takut dengan Surat Anti-Muslim

Islamofobia saat ini dipandang lazim di kalangan masyarakat Inggris.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Sayeeda Baroness Warsi
Foto: Reuters
Sayeeda Baroness Warsi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Kabinet Muslim pertama di Inggris, Baroness Warsi, mengatakan ia tidak akan terintimidasi oleh surat yang tersebar di seluruh Inggris. Sebelumnya, beredar surat Hari Menghukum Muslim yang diusulkan jatuh pada 3 April. Surat tersebut mendorong masyarakat untuk melakukan kampanye anti-Muslim.

Mantan menteri luar negeri periode 2012-2014 itu mengatakan ia menerima sebuah pesan dari seorang teman yang menyarankannya agar tidak keluar pada 3 April mendatang. Namun demikian, ia menegaskan hal itu tidak menjadi sebuah ancaman baginya.

"Saya akan bersama dengan banyak umat Muslim, akan keluar rumah pada 3 April karena kita tidak akan terintimidasi dengan cara ini," kata Warsi, dilansir di The Yorkshire Post, Rabu (14/3).

Politikus Partai Konservatif Inggris ini mengatakan rendah dan tingginya tingkat islamofobia saat ini dipandang lazim di kalangan masyarakat Inggris. Karena itu, ia mendesak Perdana Menteri Inggris mengambil langkah yang lebih jauh dalam mengatasi masalah tersebut.

"Pada titik manakah kita akan melangkah maju dan menghadapi bencana islamofobia yang mengerikan ini, yang sayangnya, meningkat dari tahun ke tahun?" ujarnya.

Lord Young of Cookham mengatakan ia memuji kata-kata pemberani yang diucapkan Lady Warsi. Dia mengatakan banyak umat Muslim yang merasa terintimidasi oleh selebaran tersebut.

Ia mengatakan, pemerintah mengecam isi selebaran yang membuat masyarakat Muslim khawatir. Kepolisian setempat saat ini tengah berusaha menemukan sumber penyebar selebaran tersebut.

"Pemerintah mengecam isu surat-surat tersebut sebagai sesuatu yang menjijikkan dan tidak memiliki tempat yang layak dalam masyarakat," katanya.

Akhir pekan lalu, Kepolisian West Yorkshire mengumumkan mereka memiliki sekitar enam laporan terkait surat-surat semacam itu. Sejumlah pengguna media sosial di London dan Birmingham juga melaporkan mereka menerima surat-surat tersebut.

Setelah munculnya desakan pertanyaan yang kemudian dijawab di Dewan Rakyat pada Senin lalu dan diulang kembali di Majelis Tinggi Parlemen, politikus dari kalangan Liberal Demokrat Baroness Hussein-Ece mengecam pengiriman surat-surat tersebut sebagai sesuatu yang sangat tragis dan menjengkelkan.

Lady Hussein-Ece mengatakan surat tersebut adalah bagian dari kampanye yang lebih luas untuk memfitnah, memisah-misahkan dan meneror komunitas Muslim di Inggris. "Ini adalah sesuatu yang tidak boleh pernah kita menyerah dan saya tentu tidak akan terikat oleh ancaman," kata Hussein-Ece.

Ia menambahkan telah mendapatkan ancaman pembunuhan, semata karena ia berasal dari keturunan Muslim. Menurutnya, ia telah diberitahu di media sosial kepalanya akan dipotong dan dilelang di luar parlemen.

"Tapi saya tidak akan menyerah dan saya yakin banyak orang tidak akan menyerah," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement