Sabtu 17 Mar 2018 14:23 WIB

Krisis Gaza Butuh Komitmen Palestina, Israel dan Dunia

Rezim blokade Israel harus berubah guna memungkinkan pemulihan Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Bendera di Jalur Gaza.
Foto: Reuters
Bendera di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kantor Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah (UNSCO) telah merilis laporan terbaru tentang situasi kemanusiaan di Jalur Gaza. Dalam laporan tersebut, UNSCO menyebut diperlukan komitmen baru dari Otoritas Palestina, Israel, dan masyarakat internasional untuk membawa Gaza keluar dari krisis.

Dalam laporannya, UNSCO menyoroti tentang krisis kemanusiaan yang hingga kini masih berlangsung di Gaza. Menurut UNSCO, pihak-pihak yang berkepentingan di Gaza harus memastikan rumah sakit dan klinik kesehatan tetap beroperasi, obat-obatan esensial tersedia, serta pasokan listrik memadai.

UNSCO juga mengatakan diperlukan upaya ekstra memulihkan dan menyelesaikan rekonstruksi kerusakan fisik akibat konflik hebat yang berlangsung di Gaza pada 2014, termasuk menghidupkan kembali perekonomianyang hampir mati di wilayah tersebut dengan cara merevitalisasi sektor produksinya. Guna memastikan Gaza tetap layak huni, investasi pada proyek infrastruktur jangka panjang perlu untuk menyediakan lebih banyak pasokan listrik dan air minum.

Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan komitmen dari Otoritas Palestina, Israel, dan masyarakat internasional. Ini termasuk dimulainya kembali oleh Otoritas Palestina mengenai tanggung jawab penuh atas rakyat, pemerintahan, dan infrastruktur di Gaza. "Rezim blokade Israel harus secara mendasar berubah guna memungkinkan pemulihan dan pengembangan Jalur Gaza dengan membuka akses masuk untuk orang dan barang, kata UNSCO dalam laporannya, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA," Jumat (16/3).

Laporan UNSCO juga memperingatkan situasi keseluruhan, baik di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat sangat mengkhawatirkan.Hal ini karena kian berkurangnya harapan bagi resolusi politik terkait konflik di wilayah terkait.

Jalur Gaza merupakan daerah yang diblokade penuh oleh Israel. Blokade ini telah memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Warga di sana kesulitan mengakses layanan kesehatan serta hidup dengan pasokan listrik yang sangat minim.

Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan setidaknya dibutuhkan 1,4 juta liter bahan guna memastikan fasilitas penting di Gaza tetap berfungsi dan beroperasi. Fasilitas kesehatan merupakan yang terpenting dan harus terus beroperasi mengingat Gaza adalah daerah yang diblokade.

Masyarakat di Jalur Gaza dilaporkan membutuhkan pasokan listrik sebesar 600 megawatt. Namun Gaza hanya mendapatkan suplai sebesar 120 megawatt dari Israel dan 32 megawatt dari Mesir. Pembangkit listrik yang ada di Gaza hanya mamp umenghasilkan listrik sebesar 60 megawatt.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement