REPUBLIKA.CO.ID,GHOUTA -- Lembaga Observasi Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) mengatakan, sebanyak 30 warga tewas akibat serangan jet tempur di Ghouta Timur yang dilakukan militer Suriah. Serangan tersebut menyasar sejumlah kawasan yang dikuasai kelompok pemberontak.
Seperti dilaporkan Aljazira, Ahad (18/3) serangan itu juga mencederai lusinan warga lainnya. Mereka berusaha melarikan diri dari kawasan yang selama satu bulan terakhir mendapat kepungan intensif oleh militer pemerintah Suriah.
Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah mengatakan, masyarakat terus berupaya meninggalkan Ghouta Timur. PBB mengatakan, sekitar 12 ribu hinga 16 ribu warga telah meninggalkan kawasan tersebut selama beberapa hari terakhir.
"Mayoritas mereka yang keluar berasal dari Hamouriyah, juga ada beberapa yang membutuhkan perhatian medis dari Douma," kata Juru Bicara Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR), Mysa Khalaf.
Kendati, Mysa Khalaf mengaku tidak bisa meberikan jumlah akurat warga yang telah mengungsi dari Ghouta Timur. Dia juga tidak bisa memastikan lokasi yang menjadi tujuan para pengungsi tersebut. PBB sejauh ini menyediakan tiga titik penampungan di di Dwier, Hejelleh and Adra.
Blokade yang dilakukan pemerintah Suriah membuat sekitar 400 ribu warga terjebak didalam kawasan tersebut. Mereka mengalami kekurangan pangan dan obat-obatan.
Khalaf mengatakan, pos-pos pengungsian tersebut sangat membutuhkan tambahan bantuan logistik. PBB mengatakan, pasokan makanan, matras, selimut dan peralatan kebersihan sangat dibutuhkan menyusul terus betambahnya jumlah warga yang tiba di lokasi pengungsian.
Sementara mengutip kantor berita resmi Suriah, SANA melaporkan, sebanyak 30 ribu warga sipil mengungsi dari daerah yang dikuasai gerilyawan di dekat Ibu Kota Suriah, Damaskus. Pengungsian massal tersebut dilakukan melalui dua tempat penyeberangan, satu di Daerah Hamouriyeh dan satu lagi di dekat Instalasi Sumber Daya Air di Harasta di Ghouta Timur.