REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara Iriana Widodo berbincang dengan 29 pelajar dan mahasiswa di Kota Wellington, Selandia Baru, Senin (19/3) pagi waktu setempat. Selain pelajar dan mahasiswa, turut pula masyarakat Indonesia yang berada di Selandia Baru.
Salah satunya adalah Marvijs Ajoomi, seorang dosen yang berasal dari Papua. Ada kisah menarik yang ia ceritakan kepada Presiden ketika berbincang di salah satu sisi Waterfront Wellington, dekat dengan Museum Te Papa.
"Saya datang dari umur 15 tahun, tidak bisa bahasa Inggris sama sekali. Saya bersyukur bisa diberikan kesempatan. Dari SMA, lanjut S1, lalu S2, sekarang mengajar di salah satu perguruan tinggi di sini," kata Marvijs dalam perbincangan seperti dikutip dari siaran pers Istana Negara, Senin.
Dalam perbincangan ini Jokowi juga menerima beberapa usulan dari para pelajar ini. Salah satunya adalah mereka meminta agar employment opportunity atau kesempatan kerja bagi lulusan luar negeri diperluas.
"Bapak (Jokowi), kalau saya boleh sharing, sudah mulai banyak adik-adik kita yang selesai. Jadi mungkin kedepannya kalau memang ada kesempatan bagi mereka untuk kembali dan mengabdi kepada negara, mungkin employment opportunity setelah mereka selesai. Karena investasi ini jangan sampai di situ saja bapak, harus berkelanjutan," ujar salah seorang pelajar.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi pun mendengarkan dan mencatat usulan-usulan tersebut. Usulan ini nantinya akan diberikan ke Kementerian dan Lembaga terkait agar bisa segera dicarikan solusi bagi para pelajar yang sudah menuntaskan sekolah di luar negeri.
Jokowi berbincang santai dengan masyarakat Indonesia di Selandia Baru.
Tak hanya berbincang dengan para pelajar, pagi itu Presiden juga sempat ngevlog dan menandatangani mobil berpelat nomor "JOKOWI". Mobil itu adalah milik Dedy Muardi, seorang warga Indonesia yang berasal dari Yogyakarta dan tinggal di Auckland sejak 2001.
Jarak Auckland-Wellington yang cukup jauh, sekitar 10 jam perjalanan dengan mobil, tak menyurutkan langkahnya untuk bertemu Kepala Negara.
Dalam obrolan santai tersebut, Presiden dan Ibu Iriana didampingi Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekreteris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya.
Sebelum melakukan obrolan santai, Jokowi dan Iriana beserta sejumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia di Waterfront Wellington melakukan jalan pagi. Di tengah udara sejuk Kota Wellington, Jokowi dan Ibu Iriana berjalan kaki dari hotel tempat menginap di kawasan CBD Wellington menuju Waterfront Wellington yang berjarak satu kilometer.
Setelah membuka pagi dengan berjalan kaki, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam pernyataan resminya menyebutkan Presiden dan Ibu Iriana diagendakan bertolak ke Government House bertemu Gubernur Jenderal Selandia Baru Sir David Gascoigne.
Setelah acara tersebut, Jokowi akan mengunjungi Pukeahu War Memorial untuk melakukan upacara peletakkan karangan bunga. Pada siang hari, Presiden akan mendapat jamuan makan siang kenegaraan.
Selanjutnya, Jokowi akan menghadiri pertemuan dalam CEO Forum di The Majestic Centre. Forum tersebut dijadwalkan akan dihadiri oleh 28 CEO dari Indonesia dan Selandia Baru.
Pada sore hari, Presiden akan bertolak ke Gedung Parlemen Selandia Baru untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Di acara ini, Presiden akan disambut oleh Ketua Parlemen Selandia Baru Trevor Mallard.
Selesai melakukan pertemuan bilateral, Kepala Negara direncanakan bertemu dengan masyarakat Indonesia di Museum Te Papa. Kegiatan ini merupakan rangkaian terakhir dalam kunjungan kenegaraan sebelum Presiden pulang ke Tanah Air. Presiden dan rombongan dijadwalkan tiba di Tanah Air pada Selasa (20/3) dini hari WIB.